Selasa, 26 Januari 2010

POTENSI DAN POLA DERMA SERTA PENGGALANGAN DANA DI INDONESIA

Pola derma terhadap harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, dan musafir, merupakan hal yang paling mulia yang di wajibkan oleh agama. Menurut Ibnu Hazm dalam kitabnya Al-muhalla, mengemukakan apabila dana zakat tidak cukup bagi kebutuhan orang-orang miskin dala suatu Negara maupun daerah, maka menjadi sebuah tanggung jawab warga yang mampu untuk memenuhi kebutuhan terhadap mereka. Salah satu sumber dana social yang potensial di Indonesia adalah “ Dana Umat” atau dana yang berkaitan dengan ajaran agama.

Besarnya potensi dana umat ini karena ajaran agama menjadi motivasi utama masyarakat untuk berderma. Hal ini tercermin dari salah satu hasil survey “ Potensi dan Perilaku Masyarakt Dalam Menyumbang “ yang dilakukan PIRAC (Public Interesh Research and Advocacy Center) tahun 2000 di 11 kota besar di Indonesia.


A. Konteks Kedermawanan Sosial Di Indonesia

Dalam situasi krisis kedermawanan social di Indonesia berkembang subur. Karena, nilai-nilai agama merupakan modal pendorong yang amat kuat untuk menggerakan orang Indonesia melakukan kegiatan menyumbang bagi pihak yang memiliki kekuasaan dan kemampuan ekonomi yang lebih, yaitu para hartawan atau penguasa untuk berbagi kasih kepada mereka yang belum beruntung seperti kelompok miskin dan kaum dhuafa. Potensi dan nilai-nilai kedermawanan social itu harus di bangkitkan untuk dana masyarakat dalam membiayai pembangunan social yang sangat besar di Indonesia. Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam, umat muslim tidak hanya mewajibkan penganutnya membayar zakat ( sedekah wajib atas harta yang dikumpilkan dalam jumlah tertentu), tetapi sangat menganjurkan juga pengikutnya memberikan sedekah. Menurut para ahli hokum islam, tujuan dari sedekah yang tidak wajib itu adalah untuk mencukupi pembiayaan pembangunan social karena zakat yang sifatnya wajib tadi tidak akan mencukupi untuk pembiayaan ini. Sedekah tidak wajib ini memiliki bermacam-macam jenis, seperti infak, sedekah, wakaf, dan hibah. Mereka yang diprioritaskan untuk menerima zakat maupun sedekah ini adalah sama dengan yang selama ini yang menjadi sasaran pembangunan social, termasuk yang delapan asnaf.

Konsep berderma lewat mekanisme semacam zakat, infak, dan sedekah, ini bukan monopoli ajaran agama islam. Hal ini, bukan semata-mata karena kesadaran nasionalisme tapi juga karena dorongan dari ajaran agama. Potensi lainnya yang juga biasa digunakan untuk menggalangkan dana adalah tradisi atau budaya yang berkaitan dengan budaya Nusantara.

Kedermawanan social merupakan sebuah gerakan dari manusia oleh manusia untuk manusia dan demi kemanusiaan, dimana semuanya itu terkait dalam sebuah arti kepedulian social. Kepedulian itu sendiri memilliki ari bahwa wujud penting dari kemanusiaan ini, dimna ajaran saling tolong menolong sesame muslim atau manusia yang diajarkan didalamnya bukan sebuah sikap salling memangsa atau menghancurkan sesama manusia.

Kedermawanan dan kepedulian adalah nilai-nilai yang sangat asasi dalam hidup manusia karena suatu bentuk peduli kepada manusia, serta dalam bentuk peduli inilah manusia pertama kali diciptakan. Kegiatan kesosialan ataupun aksi social yang bias timbul dari konteks kedermawanan ini seperti dalam bentuk dimensi moral sadar zakat yaitu memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian untuk melaksanakan zakat dan memanfaatkan zakat secara bertanggung jawab untuk kemanusian.

B. Perilaku Menyumbang Dan Potensi Sumbangan Masyarakat

Masyarakat dalam kegiatan social masih banyak dorongan baik itu dorongan berupa penyuluhan maupun berupa bimbingan untuk tumbuhnya kesadaran baru bahwa perilaku menyumbang adalah suatu bukti kesadaraan untuk menuju keselamatan bagi semua masyarakat dimasa yang akan datang. Usaha memotifasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran tentang perilaku derma dalam bentuk gerakan zakat untuk kesadaran pada diri manusia dalan waktu singkat.

Bentuk perilaku derma dapat dilakukan dalam kegiatan memberikan pendidikan serta keterampilan masyarakat sebab dari bentuk itulah banyak hal dari kegiatan menyumbang akan memberikan sebuah potensi yang berkelanjutan serta kualitas sumbangan lebih bermanfaat.

Peran sumbangan perorangan dalam kegiatan kedermawanan sosial di Indonesia dapat di duga cukup besar, meskipun tidak trdata dengan baik, dan jauh di bawah Negara lain. Porsi sumbangan perorangan member kontribusi di bawah 15%. Tetapi, bila jumlah populasi sampel yang diteliti diperluas, akan tersebut akan berubah. Banyak studi kasus organisasi sosial di Indonesia mampu menggalang dukungan perorangan dalam porsi sampai di atas 90%. Organisasi-organisasi yang menampung sumbangan-sumbangan perorangan akhir-akhir ini juga makin berkembang akibat krisis yang mrlanda Indonesia sejak 1997.

Motivasi utama sumbangan dana perorangan di Indonesia dapat di duga denab kuat terutama karena ajaran agama, dan disalurkan ke lembaga-lembaga keagamaan. Besarnya dana perorangan ditunjukan dari besarnya dana ZIS yang terkumpul pada tiap tahunnya. Pemerintah mendorong, member izin, dan mengawasi badan-badan pengelola dana sosial umat islam yang dikenal sebagai zakt, infak, dan shodaqoh ( ZIS ) dalam sistem kelembagaan yang dikenal sebagai Badan Amil Zakat (BAZIS), mulai dari tingkat nasional sampai kecamatan. Di luar BAZIS resmi masyarakat tetap boleh berperan serta membentuk amil dengan sebutan lembaga amil zakat, yang harus dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah.

Secara teoritis potensi ZIS akan terus berkembang dari tahun ke tahun bersamaan dengan semakin tingginya pendapatan kaum muslimin. Besarnya minat masyarakat di dalam menyumbang di Indonesia juga diindikasikan dengan tingginya minat masyarakat dan partisipasi mereka dalam penggalangan dana yang di lakukan oleh media masa.

Banyak fakta yang menunjukan peran media cukup unik dan signifikan dalam penggalangan dana lewat media masa. Lebih-lebih media televisi, karena audiovisual dan wataknya yang interaktif. Oleh karna itu alangkah bermanfaatnya bila upaya-upaya penggalangan dana lewat media masa tidak dilakukan Cuma pada saat-saat tertentu saja, karena bencana alam misalnya, melainkan menjadi bagian dari perwujudan tanggung jawab sosial media.

Di Indonesia terdapat beberapa kegiatan pengumpulan dana untuk kemasyarakatan yang mempunyai konsep zakat, infaq, dan shodaqah yang dilaksanakan pemerintah atau pejabat-pejabat pemerintah:

1. Pemberi dana inper desa tertinggal oleh pemerintah Indonesia, pada dasarnya juga mengikuti konsep zakat dalam penyaluran dana untuk masyarakat yang miskin.

2. Pengumpulan dana oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dari pegawai negeri yang beragama islam, dengan dana tersebut banyak masjid-masjid yang terbangun di Indonesia, yayasan ini di bangun oleh Presiden Soeharto.

3. Penggalangan dana dua persen yang berasal dari keuntungan perusahan-perusahan besar yang ada Indonesia, oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM), Yayasan ini juga didirikan oleh Presiden Soeharto.

C. Pola dan Strategi Penggalangan Dana

Secara umum ada tiga pola penggalangan dana yang di lakukan oleh organisasi sosial, yaitu:

1. Menggalang Dana dari sumber yang tersedia, baik dari perorang, perusahaan, ataupun pemerintah. Untuk menggalangnya mereka menggunakan beberapa strategi , yaitu: direct mail, media campaign, keanggotaan, special event, endowment, dan sebagainya.

2. Menciptakan Sumber Dana Baru. Upaya ini di lakukan dengan cara membangun unit-unit usaha dan ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi lembaga, ada beberapa bentuk earned income yang di lakukan LSM , yaitu: penjualan jasa, menyewakan sarana atau fasilitas yang dimiliki, menjual produk, biro perjalanan, kredit dan dana bergulir.

3. Mengkapitalisasi Sumber non Finansial. Sterategi yang di terapkan adalah dengan menggalang sumbangn dalam bentuk in kind kerelawaan.

Dari sebagian banyak LSM yang dikaji hampir semuanya menggunakan lebih dari satu strategi dalam melakukan penggalangan dana masyarakat. Sumber penggalangan dananya juga tidak terbatas pada satu sumber atau donor.

Variassi atau keragaman dalam pola dan sumber penggalangan dana ini dimaksudkan untuk memprbesar dana yang diperoleh dan sebagai langkah antisipasi bila salah satu strategi tidak berfungsi secara efektif. LSM umumnya meng awali kegiatan penglangan dananya dari satu kegiatan atau strategi. Kemudian, mereka mencoba mengembangkan dengan memanfaatkan peluang dan potensi yang di miliki lembaga.

Pemakaian strategi itu harus disesuaikan dengan sumber atau donor yang akan di galang. Karena itu, beberapa lembaga melakukan juga melakukan donor profiling dengan melakukan segmentasi, kagorisasi dan pengkelompokan donor. Hal ini dilakukan agar agar penggalangaangn dana bias dilakukan secara efesien dan tepat sasaran.

Keberhasilan penggalangan dana juga bergantung pada isu atau program yang dipilih. Isu atau program penggalangan dana untuk korban bencana, penyantunan fakir miskin, pendidikan, dan pelastarian lingkungan umumnya disukai oleh para donor. Sedangkan isu atau program yang kurang popular atau yang kurang diminati oleh donor adalah advokasi, demokratisisasi, gender, dan pencemaran lingkukungan.

1

Jumat, 22 Januari 2010

Strategi Menggalang Dana

A. Pengertian Strategi
Strategi sebagai sebuah kata yang lebih tua dari istilah manajemen. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategeia’ ini berasal dari kata ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang berarti memimpin. Berdasarkan pemeknaan ini, maka kata strategi pada awal kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.


Strategi menurut kamus Oxford English Dictionary mengandung arti sebagai “the art of commander-in-chief : the art of projecting and directing the large military movements and operationsof a campaign” yang memiliki terjemahan bebas anatara lain “seni seorang panglima tertinggi: seni memproyeksikan dan mengarahkan gerakan-gerakan yang lebih besar dari military dan pengoperasiansuatu kampanye”.

B.Menyusun Strategi Menggalang Dana
Strategi menggalang dana adalah tulang punggung kegiatan menggalang dana yang anda lakukan. Anda perlu memberikan perhatian penuh sejak dari awal pada setiap langkah yang anda ambil untuk menggalang dana. Agar segalanya berjalan lancar. Anda hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja, jika anda tidak menyusun strategi yang baik.
1.Menentukan kebutuhan
Titik tolak dalam merumuskan strategi menggalang dana adalah menentukan kebutuhan organisasi. Ini dapat dilakukan pada tiga tingkatan :
1.Semata-mata agar bisa terus melakukan kegiatan
2.Untuk meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah
3.Perkembangan kegiatan organisasi dimasa depan

2.Bagaimana agar organisasi itu sendiri berkembang
Disamping tugas-tugas menyangkut dana, anda juga perlu membiayai organisasi itu sendiri dan masa depannya. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan :
1.Pengembangan modal
2.Dana abadi (Corpus Funds)
3.Menguarangi hidup bergantung pada pihak luar dan mengembangkan sumber dana independen
4.Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung
5.Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang

3.Mengidentifikasi Sumber Daya
Dalam menyusun strategi menggalang dana titik tolak yang baik adalah mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat digali :
Dukungan dari perseorangan, dia diajak menjadi anggota atau memberi sumbangan.
Sumbangan besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal.
Dukungan dari kegiatan menggalang dana, seperti minta sumbangan dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, acara massal seperti jalan kaki 10 kilometer.
Merumuskan strategi menggalang dana untuk mewujudkan kemampuan berdiri diatas kaki sendiri memerlukan pemikiran kreatif.

4.Menilai Peluang
Sebelum memtuskan sumber-sumber mana yang akan digali, anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
Pengalaman dimasa lalu.
Pendukung anda yang sewajarnya.
Anda ingin menjadi organisasi macam apa.
Gaya anda yang melakukan kegiatan.
Sumber daya dan keahlian yang anda miliki.
Sumber dana anda sekarang.
Peluang yang terbuka bagi anda.
Siapa yang anda kenal.

5.Persepektif Jangka Panjang Penting
Beberapa sumber dana pada dasarnya bersifat jangka pendek. Tetapi ada pula yang dapat dikembangkan menjadi mitra jangaka panjang. Jika anda punya rencana untuk mengembangakan organisasi anda untuk jangka panjang, maka anda perlu uang, tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga untuk tahun depan, tahun berikutnya, dan tahun berikutnya, dan seterusnya. Jika anda menggalang dana untuk jangaka pendek, anda mungkin berhasil menghimpun dana untuk tahun ini dan tahun depan, tetapi setelah itu anda akan mengalami defisit. Karena ketika anda menggalang dana untuk masa depan anda, perhitungkan potensi setiap sumber untuk member dukungan dalam jangja panjang.

6.Mengidentifikasi Hambatan
Hambatan akan selalu ada ketika anda melakukan sesuatu. Ada hambatan yang timbul karena sifat organisasi dan apa yang diperjuangkannya. Ada yang timbul dari dalam tubuh organisasi sendiri. Beberapa datang dari luar. Apa pun sumber hambatan, anda perlu memperhitungkan ketika menyusun rencana menggalang dana.

7.Merumuskan Strategi Anda
Proses perencanaan strategis anda memepertimbangkan semua pilihan yang tersedia bagi anda, membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup lengkap mengenai pendekatan yang terbaik, merencanakan langkah-langkah berikutnya, dan mempertimbangkan dengan seksama sumber daya apa yang akan diperlukan. Ada beberapa teknik sederhana yang dapat digunakan untuk perencanaan strategis. Berikut ini empat teknik yang mungkin berguna untuk anda :
1.Matriks Ansoff (Ansoff Matrix)
Dengan teknik ini anda dapat menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan pendukung baru dan menggunakan teknik baru.
2.Analisis SWOT
Analisis SWOT (strength-weakness-opportunity-threat) mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan anacaman pada organisasi dan kegiatannya menggalang dana. Dengan melakukan SWOT anda dapat :
Mengembangkan metode-metode penggalangan dana yang dibangun diatas kekuatan anda.
Menghindari kelemahan-kelemahan atau mencari untuk cara mengimbangi kelemahan-kelemahan itu.
Meraih peluang-peluang yang terbuka.
Mengmbangkan cara-cara untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.
3.Analisis pihak berkepntingan
Analisis pihak berkepentingan mengindetifikasi perorangan dan lembaga yang menaruh perhatian pada organisasi anda dan kegiatannya, dan menggali alasan-alasan mengapa mereka mungkin tertarik membantu dengan dana atau menyumbangkan sumber daya lainnya, atau melalui semacam kemitraan.
4.Analisis PEST
Analisis PEST digunakan untuk memahami lingkungan tempat penggalangan dana dilakukan, agar dapat dilakukan analisa faktor-faktor luar apa saja yang mungkin berpengaruhpada organisasi atau pada kegiatan penggalangan dana. PEST menyelidiki lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi.

C.Menguji, Evaluasi dan Control
Mengntrol kegiatan menggalang dana penting sekali. Donor, pendukung dan dewan penasehat akan selalu menanyakan mengapa hasil yang anda peroleh seperi itu. Biaya yang tinggi untuk menggalang dana adalah iklan terburuk dalam mata pendukung-pendukung anda yng masih baru.

Penggalangan dana harus tahu persis apa yngsedang terjadi dan bagaimana dia memperoleh hasil yang lebih baik. Control atas penggalangan dana terpusat dimaksukan untuk memastikan perolehan dana yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Strategi penggalangan dana idealnya terdiri hanya dari unsur-unsur yang paling rendah biayanya. Persoalan utama karena itu adalah metode menggalang dana yang mana yang berbiaya rendah diperlukan tolok ukur yang menghubungkan efektivitas suatu metode menggalang dana dengan metode menggalang yang lain. Akhirnya, anda harus memantau terus apa yang anda lakukan dan membandingkan hasil yang anda capai kinerja dengan apa yang ada capai dimasa lalu dan bagaimana organisasi-organisasi lain, berhasil atau tidak.

Berikut ini beberapa cara mengukur sukses penggalangan dana :
1.Rasio penggalangn dana
Rasio antara dana yang terhimpun dan baiaya yang menghimpunnya. Donor tidak suka melihat rasio penggalangan dana rendah.
2.Pemasukan bersih
Jumlah yang sebenarnya anada peroleh setelah dikurangi semua biaya.
3.Tingkat respons
Persentase dari jumlah orang yang anda hubungi dan memberikan sumbangan. Semakin tinggi\ tingkat respons, semakin besar jumlah pendukung yang berhasil anda himpun.
4.Sumbangan rata-rata
Jumlah rata-rata yang diberikan setiap penyumbang. Jumlah total yng dihasilkan tergantung pada tingkat jawaban dan sumbangan rata-rata.
5.Biaya mencari pendukung
Biaya mendapatkan seorang pendukung baru, dan biaya ini kemudian dibandingkan dengan arus pendapatan yang dapat anda harapkan dari pendukung itu selama dia mendukung anda.
Control efektivitas penggalangan dana anda
Untuk mengontrol efektivitas penggalangan dana yang anda lakukan diperlukan dua informasi. Pertama, rencana yang realistis. Control kemudian terpusat pada memastikan anda tetap taat pada rencana anda, biaya yang dikeluarkan sesuai pos anggaran dan jumlah dana yang muncul direkening bank sesuai dengan perkiraan anda.
Anggaran penggalangan dana harus sejauh mungkin didasarkan pada pengalaman masa lalu. Jika nada tidak memiliki pengalaman. Anda lebih baik bertanya atau minta nasihat pada penggalang dana yang lain. Agar organisasi anad tidak dihadapkan pada risiko perkirakan yang anda buat seluruhnya meleset. Anda juga harus berhati-hati ketika membuat perkiraan dana yang dapat dihimpun dengan metode penggalngan dana baru dan belum pernah digunakan organisasi anda : atau ujilah metode itu terlebih dahulu sebelum anda melakukan investasi yang besar dalam metode itu.





3

POTENSI DAN POLA DERMA SERTA PENGGALANGAN DANA DI INDONESIA

pola derma terhadap harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, dan musafir, merupakan hal yang paling mulia yang di wajibkan oleh agama. Menurut Ibnu Hazm dalam kitabnya Al-muhalla, mengemukakan apabila dana zakat tidak cukup bagi kebutuhan orang-orang miskin dala suatu Negara maupun daerah, maka menjadi sebuah tanggung jawab warga yang mampu untuk memenuhi kebutuhan terhadap mereka. Salah satu sumber dana social yang potensial di Indonesia adalah “ Dana Umat” atau dana yang berkaitan dengan ajaran agama.

Besarnya potensi dana umat ini karena ajaran agama menjadi motivasi utama masyarakat untuk berderma. Hal ini tercermin dari salah satu hasil survey “ Potensi dan Perilaku Masyarakt Dalam Menyumbang “ yang dilakukan PIRAC (Public Interesh Research and Advocacy Center) tahun 2000 di 11 kota besar di Indonesia.


A.Konteks Kedermawanan Sosial Di Indonesia
Dalam situasi krisis kedermawanan social di Indonesia berkembang subur. Karena, nilai-nilai agama merupakan modal pendorong yang amat kuat untuk menggerakan orang Indonesia melakukan kegiatan menyumbang bagi pihak yang memiliki kekuasaan dan kemampuan ekonomi yang lebih, yaitu para hartawan atau penguasa untuk berbagi kasih kepada mereka yang belum beruntung seperti kelompok miskin dan kaum dhuafa. Potensi dan nilai-nilai kedermawanan social itu harus di bangkitkan untuk dana masyarakat dalam membiayai pembangunan social yang sangat besar di Indonesia. Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam, umat muslim tidak hanya mewajibkan penganutnya membayar zakat ( sedekah wajib atas harta yang dikumpilkan dalam jumlah tertentu), tetapi sangat menganjurkan juga pengikutnya memberikan sedekah. Menurut para ahli hokum islam, tujuan dari sedekah yang tidak wajib itu adalah untuk mencukupi pembiayaan pembangunan social karena zakat yang sifatnya wajib tadi tidak akan mencukupi untuk pembiayaan ini. Sedekah tidak wajib ini memiliki bermacam-macam jenis, seperti infak, sedekah, wakaf, dan hibah. Mereka yang diprioritaskan untuk menerima zakat maupun sedekah ini adalah sama dengan yang selama ini yang menjadi sasaran pembangunan social, termasuk yang delapan asnaf.

Konsep berderma lewat mekanisme semacam zakat, infak, dan sedekah, ini bukan monopoli ajaran agama islam. Hal ini, bukan semata-mata karena kesadaran nasionalisme tapi juga karena dorongan dari ajaran agama. Potensi lainnya yang juga biasa digunakan untuk menggalangkan dana adalah tradisi atau budaya yang berkaitan dengan budaya Nusantara.

Kedermawanan social merupakan sebuah gerakan dari manusia oleh manusia untuk manusia dan demi kemanusiaan, dimana semuanya itu terkait dalam sebuah arti kepedulian social. Kepedulian itu sendiri memilliki ari bahwa wujud penting dari kemanusiaan ini, dimna ajaran saling tolong menolong sesame muslim atau manusia yang diajarkan didalamnya bukan sebuah sikap salling memangsa atau menghancurkan sesama manusia.

Kedermawanan dan kepedulian adalah nilai-nilai yang sangat asasi dalam hidup manusia karena suatu bentuk peduli kepada manusia, serta dalam bentuk peduli inilah manusia pertama kali diciptakan. Kegiatan kesosialan ataupun aksi social yang bias timbul dari konteks kedermawanan ini seperti dalam bentuk dimensi moral sadar zakat yaitu memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian untuk melaksanakan zakat dan memanfaatkan zakat secara bertanggung jawab untuk kemanusian.

Masyarakat dalam kegiatan social masih banyak dorongan baik itu dorongan berupa penyuluhan maupun berupa bimbingan untuk tumbuhnya kesadaran baru bahwa perilaku menyumbang adalah suatu bukti kesadaraan untuk menuju keselamatan bagi semua masyarakat dimasa yang akan datang. Usaha memotifasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran tentang perilaku derma dalam bentuk gerakan zakat untuk kesadaran pada diri manusia dalan waktu singkat.

Bentuk perilaku derma dapat dilakukan dalam kegiatan memberikan pendidikan serta keterampilan masyarakat sebab dari bentuk itulah banyak hal dari kegiatan menyumbang akan memberikan sebuah potensi yang berkelanjutan serta kualitas sumbangan lebih bermanfaat.Peran sumbangan perorangan dalam kegiatan kedermawanan sosial di Indonesia dapat di duga cukup besar, meskipun tidak trdata dengan baik, dan jauh di bawah Negara lain. Porsi sumbangan perorangan member kontribusi di bawah 15%. Tetapi, bila jumlah populasi sampel yang diteliti diperluas, akan tersebut akan berubah. Banyak studi kasus organisasi sosial di Indonesia mampu menggalang dukungan perorangan dalam porsi sampai di atas 90%. Organisasi-organisasi yang menampung sumbangan-sumbangan perorangan akhir-akhir ini juga makin berkembang akibat krisis yang mrlanda Indonesia sejak 1997.

Motivasi utama sumbangan dana perorangan di Indonesia dapat di duga denab kuat terutama karena ajaran agama, dan disalurkan ke lembaga-lembaga keagamaan. Besarnya dana perorangan ditunjukan dari besarnya dana ZIS yang terkumpul pada tiap tahunnya. Pemerintah mendorong, member izin, dan mengawasi badan-badan pengelola dana sosial umat islam yang dikenal sebagai zakt, infak, dan shodaqoh ( ZIS ) dalam sistem kelembagaan yang dikenal sebagai Badan Amil Zakat (BAZIS), mulai dari tingkat nasional sampai kecamatan. Di luar BAZIS resmi masyarakat tetap boleh berperan serta membentuk amil dengan sebutan lembaga amil zakat, yang harus dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah. Secara teoritis potensi ZIS akan terus berkembang dari tahun ke tahun bersamaan dengan semakin tingginya pendapatan kaum muslimin. Besarnya minat masyarakat di dalam menyumbang di Indonesia juga diindikasikan dengan tingginya minat masyarakat dan partisipasi mereka dalam penggalangan dana yang di lakukan oleh media masa.

Banyak fakta yang menunjukan peran media cukup unik dan signifikan dalam penggalangan dana lewat media masa. Lebih-lebih media televisi, karena audiovisual dan wataknya yang interaktif. Oleh karna itu alangkah bermanfaatnya bila upaya-upaya penggalangan dana lewat media masa tidak dilakukan Cuma pada saat-saat tertentu saja, karena bencana alam misalnya, melainkan menjadi bagian dari perwujudan tanggung jawab sosial media.Di Indonesia terdapat beberapa kegiatan pengumpulan dana untuk kemasyarakatan yang mempunyai konsep zakat, infaq, dan shodaqah yang dilaksanakan pemerintah atau pejabat-pejabat pemerintah:
Pemberi dana inper desa tertinggal oleh pemerintah Indonesia, pada dasarnya juga mengikuti konsep zakat dalam penyaluran dana untuk masyarakat yang miskin. Pengumpulan dana oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dari pegawai negeri yang beragama islam, dengan dana tersebut banyak masjid-masjid yang terbangun di Indonesia, yayasan ini di bangun oleh Presiden Soeharto.
Penggalangan dana dua persen yang berasal dari keuntungan perusahan-perusahan besar yang ada Indonesia, oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri(YDSM), Yayasan ini juga didirikan oleh Presiden Soeharto.Pola dan Strategi Penggalangan Dana Secara umum ada tiga pola penggalangan dana yang di lakukan oleh organisasi sosial, yaitu:
Menggalang Dana dari sumber yang tersedia, baik dari perorang, perusahaan, ataupun pemerintah. Untuk menggalangnya mereka menggunakan beberapa strategi , yaitu: direct mail, media campaign, keanggotaan, special event, endowment dan sebagainya.

Menciptakan Sumber Dana Baru. Upaya ini di lakukan dengan cara membangun unit-unit usaha dan ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi lembaga, ada beberapa bentuk earned income yang di lakukan LSM , yaitu: penjualan jasa, menyewakan sarana atau fasilitas yang dimiliki, menjual produk, biro perjalanan, kredit dan dana bergulir.
Mengkapitalisasi Sumber non Finansial. Sterategi yang di terapkan adalah dengan menggalang sumbangn dalam bentuk kerelawaan.Dari sebagian banyak LSM yang dikaji hampir semuanya menggunakan lebih dari satu strategi dalam melakukan penggalangan dana masyarakat. Sumber penggalangan dananya juga tidak terbatas pada satu sumber atau donor.

Variassi atau keragaman dalam pola dan sumber penggalangan dana ini dimaksudkan untuk memprbesar dana yang diperoleh dan sebagai langkah antisipasi bila salah satu strategi tidak berfungsi secara efektif. LSM umumnya meng awali kegiatan penglangan dananya dari satu kegiatan atau strategi. Kemudian, mereka mencoba mengembangkan dengan memanfaatkan peluang dan potensi yang di miliki lembaga.

Pemakaian strategi itu harus disesuaikan dengan sumber atau donor yang akan di galang. Karena itu, beberapa lembaga melakukan juga melakukan donor profiling dengan melakukan segmentasi, kagorisasi dan pengkelompokan donor. Hal ini dilakukan agar agar penggalangaangn dana bias dilakukan secara efesien dan tepat sasaran. Keberhasilan penggalangan dana juga bergantung pada isu atau program yang dipilih. Isu atau program penggalangan dana untuk korban bencana, penyantunan fakir miskin, pendidikan, dan pelastarian lingkungan umumnya disukai oleh para donor. Sedangkan isu atau program yang kurang popular atau yang kurang diminati oleh donor adalah advokasi, demokratisisasi, gender, dan pencemaran lingkukungan.
0