Jumat, 30 Januari 2009

Pengertian Manajemen Masjid

Ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan, apa-apa fungsi yang harus dilakukan dengan menggunkan alat, tenaga orang, ide, dan system secara lebih efisien.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris, dari kata manaje yang artinya mengurus, membimbing dan mengawasi. Kata itu sendiri berasal dari bahasa Italy, yakni mannegio yang berarti pelaksanaan atau pengurusan sesuatu, atau lebih tepat lagi “penggunaan” sesuatu. Dalam bahasa Arab manajemen disebut dengan Idarah. Adapun pengertian manajemen adalah usahamencapai tujuan melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Masjid adalah rumah Allah SWT yang digunakan oleh kita sebagai tempat untuk beribadah kepadanya untuk mencapai ridho nya dan bertaqwa kepadanya. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan kaum muslimin.dimasjid pula tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at.


Masjid merupakan tempat mencetak ummat yang beriman, beribadah, menghubungkan jiwa dengan sangt kholiq. Umat yang beragama shaleh dalam kehidupan masyarakat menjadi ummt ynag berwatak teguh. Memiliki masjid atau memanajemen suatu masjid tidak hanya membaguskan dan melihat dari bangunannya saja, tetapi harus bisa juga berdampak baik bagi ummat.

Dalam buku Idara Masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan, idarah masjid adalah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan islam.

Drs. Moh. E. Ayyub dalam bukunya Manajemen Masjid mendefinisikan. Idarah masjid adalah usaha-usaha untuk untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagai mana mestinya.

Dari sisni kita bias merumuskan definisi lain idarah masjid atau manajemen masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya melalui berbagai aktivitas yang positif. Dengan demikian ketua pengurus masjid harus melibatkan seluruh kekuatan masjid untuk mewujudkan kemakmuran masjid.

Sebagai mana yang sudah tertera sebelumnya bahwa memakmurkan masjid haruslah sudah tentu harus merealisasikan fungsi fungsi masjid sebagaimana mestinya dibawah ini adalah fungsi-fungsi manajemen masjid, yaitu :

a. Perencanaan
Dalam manajemen masjid perencanan adalah perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dalam upaya memakmurkan masjid perencanaan memiliki arti yang sangat penting, yaitu :
- Memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat sesuai dgn situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat upaya pemakmuran masjid dilaksanakan.
- Aktivitas pemakmuran masjid bisa berjalan lebih terarah dan teratur.
- Dapat dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana dalam pemakmuran masjid, begitu juga dengan dana dan saran.
- Perencanaan akan memudahkan pimpinan pengurus masjid untuk melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya aktivitas pemakmuran masjid.





b. Pengorganisasian
Perencanan kegiatan masjid yang matang harus dilaksanakan dengan baik oleh pengurus masjid. Untuk itu, perlu pengorganisasian yang solid bagi pengurusnya. Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, penelompokan, dan pengaturan pengurus masjid untuk untuk digerakkan dalm satu kestuan kerja sebagaimana yang telah direncanakan.

Dalam manajemen masjid pengorganisasian memiliki arti yang sangat penting, yaitu :
- Penugasan staf pengurus lebih mudah, karena sudah jelas seksi apa atau siapa yang harus melaksanakan suatu bidang kegiatan
- Memudahkan dipilih tenaga pelaksana tang tepat, karena dalam pengorganisasian bukan hanya menyusun struktur kepengurusan dan menempatkan orangnya, tapi juga menguraikan tugas dan tanggung jawb sehingga bisa dipilih, siapa yng tepat menempati posisi suatu kepengurusan.
- Pengorganisasian juga membuat terpadunya berbagai potensi pengurus dalam suatu kerangka kerja sama pemakmuran masjid.
- Memudahkan bagi pemimpin pengurus masjid untuk mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan suatu kegiatan.

c. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam manajemen masjid merupakan upaya membimbing dan mengarahkan potensi pengurus untuk beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Pimpinan hrus memberikan rangsangan atau motivasi kepada pengurus untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu.

d. Pengawasan
Pengawsn atau control baik dari pimpinan kepada staf maupun dari staf kepada pimpinan dan sesama staf kepengurusan masjid. Merupakan sesuatu yang perlu. Terlaksananya fungsi ini akan membuat pengurus tahu dengan adanya kesalahan kekurangan , kelemahan rintangan, tantangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid.
2

Jumat, 16 Januari 2009

Manajemen Masjid

STRUKTUR DAN JOB DESCRIPTION
MANAJEMEN MASJID

Struktur Organisasi Masjid

Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang saling berhubungan satu sama lainnya. Masing-masing unit mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi dihubungkan dengan garis koordinasi. Adanya koordinasi inilah yang menyebabkan antar unit kerja menjadi satu kesatuan.

Setiap organisasi harus dijalankan secara professional dengan menerapkan ilmu manajemen. Dalam ilmu manajemen dikenal adanya struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang bertujuan membagi tugas dalam berbagai pusat kegiatan atau melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam organisasi. Struktur organisasi akan menggambarkan fungsi masing-masing bagian batas wewenang yang dimilikinya, luas tanggung jawab yang harus dipikulnya, hubungannya dengan bagian lain, atasannya dan bawahannya.

Struktur organisasi masjid dapat disederhanakan atau dikembangakan sesuai dengan program dan tujuan dari sebuah masjid yang mungkin berbeda antara masjid yang satu dengan masjid yang lainnya. Tergantung juga karena mekanisme kerja organisasi masjid tersebut.


Job Description
Masjid sebagai pusat kegiatan umay islam membutuhkan sebuah manajemen modern agar benar-benar bisa berfungsi secara optimal. Untuk itu, setiap kegiatan haruslah mengikuti alur manajemen modern yang meliputi :

Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pemilihan orang (staffing)
Pengarahan (directing)
Pengawasan (controlling)
Komunikasi (communication)

Setelah bersepakat mengelola masjid harus menggunakan manajemen modern, maka tugas takmir/pengurus masjidlah yang kemudian berperan besar. Tanpa adanya takmirtentu semua tidak akan berjalan, karena dialah yang akan menjalankan seluruh program itu. Maka menjadi kebutuhan dari takmir masjid untuk membuat struktur organisasi masjid guna mengatur pembagian tugas.

Unsur yang harus ada dalam takmir masjid :
a. Imam masjid (Dewan Syuriah)
b. Manajer
c. Tata Usaha (Sekertaris, Bendahara)
d. Operasional (Pendidikan, Sosial, Usaha)

Jika diperincikan lagi tugas takmir masjid sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut :

KETUA :
1. Memimpindan mengorganisasikan kegiatan masjid dalam melaksanakan tugasnya.
2. Mewakili organisasi dengan baik kedalam atau keluar.
3. Mengawasi pelaksanaan program kerja.
4. Menandatangani surat-surat penting.
5. Memimpin evaluasi atas pelaksanaan program kerja.
6. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari program-program kerja yang telah dilakukan diakhir pengurusan.

WAKIL KETUA
7. Mewakili ketua apabila berhalangan.
8. Membantu ketua dalam menjalankan program kerja.
9. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.

SEKERTARIS
10. Mewakili ketua dan wakil ketua apabila berhalangan.
11. Bertanggung jawab terhadap segala bentuk administrasi masjid
12. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.

DEPARTEMEN AGAMA
13. Mengelola keuangan masjid.
14. Merencanakan sumber dana masjid
15. Menerima, menyimpan, dan membukukan keuangan.
16. Mengeluarkan uang sesuai kebutuhan.
17. Menyimpan tanda bukti penerima dan pengeluaran
18. Membuat laporan rutin.

DEPARTEMEN IT
19. Mengelola basis data yang meliputi :
v Daftar pengurus
v Daftar jamaah
v Penceramah
v Majlis taklim
20. Mengelola situs internet
21. Menditribusi surat elektronik (email) yang masuksesuai dengan departemen

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN DAKWAH
22. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan dakwah, meliputi :
v Membuat jadwal TPA dan kajian kajian keagamaan
v Membuat jadwal pembicara pada setiap kajian
v Membuat jadwal imam, khatib, muazin dan bilal shalat jumat
v Mengkoordinir kegiatan remaja masjid, ibu-ibu dan anak-anak
v Mengumumkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan dakwah
23. Mengkoordinir shalat jumat

DEPARTEMEN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
24. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan masjid yang meliputi :
v Membuat program rehabilitasi dan pembangunan masjid
v Membuat rencana anggaran
v Melaksanakan program pembangunan dan rehabilitasi masjid
25. Mengatur kebersihan, keindahan dan kenyamanan masjid
26. Mendata segala kerusakan sarana dan pra sarana masjid

DEPARTEMEN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
27. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang bersifat social kemasyarakatan yang meliputi :
v Menyantuni fakir miskin, yatim piatu, janda, dan lain-lain
v Melakukan khitanan masal
v Bakti social terhadap korban bencana alam
28. Melakukan koordinasi dengan pengurus RT/RW setempat dalam melaksanakan tugasnya


Kesimpulan

Setiap masjid haruslah mempunyai organisasi yang bagus didalamnya. Sehingga masjid tersebut mempunyai peranan dimasyarakat setempat. Didalam organisasi masjid tersebut haruslah dikelola dengan manajemen yang baik dalam manajemen modern. Manajemn inilah yang akan membagi organisasi masjid dalam strutur organisasi.

Dalam membuat strutur organisasi masjid bukanlah hal yang sembarangan. Harus juga memikirkian apa fungsi dari setiap struktur organisai masjid yang telah dibagi dalam departemen-departemen. Sehingga setiap struktur mempunyai tugasnya masing-masing dengan begini organisasi dalam masjid akan termanej dengan baik dan mempunyai peran dalam masyarakat.
2

Manajemen Pelatihan Dakwah

BAGAIMANA MENGELOLA WAKTU

Mengelola waktu adalah masalah klasik yang selalu dihadapi oleh siapapun yang ingin selalu lebih produktif, efektif, sekaligus lebih efisien. Sayangnya kita sering membuang waktu ketika membicarakan waktu. Waktu adalah komoditas yang abstrak. Ia akan terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. Komitmen atas paradigma ini menunjukkan kualitas seseorang dalam menjalani kehidupannya. Kesuksesan tidak pernah mengabaikan dimensi waktu. Dengan kata lain waktu menjadi salah satu parameter kesuksesan atau nilai dari sesuatu.

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian (Al-Hadits).

Pernahkah Anda merasa sibuk sepanjang hari tetapi kemudian pulang dengan perasaan tidak mengerjakan apa-apa? Itulah sesungguhnya yang dimaksud membuang waktu di mana Anda melakukan sesuatu yang justru tidak ada atau sedikit maknanya dibanding waktu yang terpakai.

Idaratul waqt dikenal sebagai upaya pengelolaan waktu sedemikian rupa sehingga apa yang kita lakukan sekarang memiliki manfaat jangka panjang. Sekarang merupakan investasi kita di masa depan, karena sekarang adalah bagian dari skenario kehidupan masa depan yang kita buat atau kita pilih sendiri.

Belajar Tentang Mengelola Waktu
Anda dapat menjadi lebih efektif dalam mengelola waktu anda apabila anda menggunakan saran-saran berikut :

Tentukanlah tujuan anda. Manakah tujuan spesifik yang telah anda patok pada diri anda ? apabila anda bekerja disebuah organisasi yang menggunakan bentuk MBO (manajemen menurut tujuan) atau suatu metode lain penetapan-tujuan, tujuan itu barangkali sudah ada.
Prioritaskan tujuan anda. Tidak semua tujuan yang anda miliki itu sama pentingnya. Berilah batasan yang ada pada waktu anda, seharusnya anda memberi prioritas tertinggi pada tujuan-tujuan paling penting.
Daftarlah kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan anda. Merencanakan itu sesungguhnya merupakan kuncinya disini. Anda harus menentukan tindakan spesifik yang anda perlukan untuk mencapai tujuan anda.
Prioritaskan daftar apa yang perlu anda kerjakan itu. Langkah ini menyangkut menerapkan serangkai prioritas kedua. Disini anda perlu menekankan baik baik kepentingan maupun urgensinya. Apabila kegiatan itu tidak penting, anda perlu mempertimbangkan untuk mendelegasikannya kepada orang lain. Apabila tidak mendesak, lazimnya tindakan itu dapat menunggu. Menyelesaikan langkah ini akan membantu anda menemukan kegiatan yang harus anda kerjakan, kegiatan yang sebaiknya anda kerjakan, kegiatan yang akan anda lakukan apabila anda mampu, dan legiatan yang dapat dikerjakan oleh orang lain untuk anda.
Jadwallah hari anda. Setelah memprioritaskan kegiatan anda. Susunlah sebuah rencana harian. Setiap pagi (atau malam sebelumnya) tentukanlah apa yang anda inginkan selesaikan selama hari itu.

Faudha al Waqt
Time Wasters adalah tindakan atas waktu tanpa menghasilkan manfaat jangka panjang. Dengan kata lain bila kita bertindak tanpa memikirkan manfaat jangka panjang maka sesungguhnya waktu kita terbuang. The person who kills time hasn’t learned the value of life” ( orang yang membuang waktu belum mempelajari nilai kehidupan).

Saat dilanda Time Wasters, kita berada di dalam dua kemungkinan; pertama, waktu kita hilang tak termanfaatkan akibat ketidaksadaran kita (atau akibat pengaruh orang lain faktor eksternal. Kedua , kita membuang waktu yang tidak sepadan dengan manfaat yang dihasilkan, dalam kondisi ini kita relatif menyadari tindakan kita (faktor internal).


Berikut ini kita akan coba mengkaji beberapa aktifitas yang sering menjebak sehingga kita terperangkap dalam sangkar faudha al waqt, antara lain sebagai berikut :

Suka Menunda
Kebiasaan menunda memang tidak mudah ditinggalkan. Ia bak monster pelahap waktu dalam diri sendiri. Belajar dan latihan sejak sekarang adalah solusinya. Bila tidak, kita akan selalu berada pada kondisi kritis, melakukan pekerjaan terburu-buru karena desakan waktu, kehilangan fokus dan prioritas, bahkan sangat mungkin Anda mengalami distress
.
Menunggu
Ketika menunggu, seakan kita tidak melakukan apapun, bahkan beranggapan tidak banyak yang bisa dilakukan saat itu. Ini disebabkan beberapa keterbatasan.

a. tidak terbiasa melakukan pekerjaaan yang membutuhkan konsentrasi. Jika menunggu tentunya perlu sesekali menengok atau mencari yang kita tunggu. Jika terlalu asyik dengan pekerjaan sampingan bisa-bisa tujuan utama yakni menunggu terlupakan.
b. fasilitas dan tempat menunggu. Artinya kita hanya mungkin melakukan kegiatan sebatas fasilitas dan tempat dimana kita berada saat menunggu. Jadi, kita perlu memastikan agar apapun yang dikerjakan tetap memungkinkan kita untuk mencapai tujuan utamanya.

Dengan segala keterbatasan ini adakah yang bisa dilakukan? Jawabannya tentu ada. Paling tidak bisa berpikir, berdzikir, membaca, membuat rencana, mengembangkan ide, atau melakukan refleksi diri. Mengapa berpikir? Semua pekerjaan memerlukan pemikiran, dan semakin sering memikirkan apa yang akan dikerjakan, semakin matanglah rencana itu. Pekerjaan menganalisa, membuat rencana akan semakin mempertajam kemampuan nalar.

Jadi berpikir secara mendalam memang sesuatu yang perlu untuk dilakukan setiap saat dimana saja. Apalagi bila kita dapat menuangkan hasil pemikiran kita itu dalam format catatan, maka hal ini sudah merupakan pemanfaatan waktu yang sangat positif. Inilah mini time management dimana waktu-waktu singkat termanfaatkan secara optimal. Tanpa disadari Anda telah melakukan (pooling) atau penggabungan beberapa kegiatan tanpa membuang waktu dan terganggunya pekerjaan lain.

Bekerja Tanpa Agenda
Ibarat membangun rumah tanpa blue print, tanpa anggaran, tanpa limit waktu, maka hasilnya cenderung amburadul. Seandainya jadi pun sulit untuk dinilai dimana letak pemborosannya. Buatlah agenda kerja harian, mingguan, bulanan. Ingat, bila Anda gagal membuat rencana, hakikatnya Anda justru membuat rencana untuk menuai kekacauan dan kegagalan, dan bersiaplah untuk menyesal. Ibnu Atho’illah berkata, “Siapa yang awal perjalanannya berkilau, berkilau pula kesudahannya.”



Kesulitan Mengevaluasi Keberhasilan Dakwah

Secara etimologi evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai. Sedangkan berdasar pengertiannya evaluasi adalah mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada konteks, input, proses, dan produk pada sebuah program.

Indikator adalah gejala-gejala perubahan sesudah atau sebelum kegiatan dakwah dilakukan.dalam menyusun indicator diperlukannya pemahaman yang baik tentang program atau kegiatan, tujuan sumber daya yang tersedia, ruang lingkup kegiatan dan saling hubungan yang terdapat diantara berbagai kegiatan tersebut yang dilaksanakan.

Indikator masukan (input)
Indicator masukan yang disusun harus mengidentifikasi sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan keluaran. Indicator input mengukur sumber-sumber daya seperti : ketersediaan dana ketersediaan SDM/ petugas, ketersediaan informasi ketersediaan jamaah, ketersediaan bantuan/modal usaha, ketersediaan teknis dan ketersediaan waktu.
Indicator ini relative mudah diukur dan telah digunakan secara luas, namun bekum dapat menunjukan kualitas kinerja program/kegiatan, misalnya jumlah penceramah belum menunjukan kualitas da’I secara professional.

Indicator keluaran (output)
indicator output digunakan untuk mengukur pengeluaran yang dihasilkan oleh suatu program/kegiatan. Dengan membandingkan pengeluaran sasaran program kegiatan, dapat diketahui apakah kemajuan pelaksanan dan pencapai program/kegiatan tersebut sesuai dengan rencana. Indicator output hanya dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu program/kegiatan apabila indicator ini dikaikan dengan sasaran-sasaran program/kegiatan yang didefinisikan secara jelas dan terukur. Penghitungan output sering kali tidak menunjukan kualitas.



Indicator hasil / manfaat (outcomes)
Indicator ini menggambarkan hasil nyata atau manfaat yang diperoleh suatu program / kegiatan. Namun informasi yang diperlukan untuk mengukur outcomes sering kali tidak lengkap dan tidak mudah diperoleh. Oleh karena itu setiap pengelola program atau kegiatan perlu megetahui berbagai metode dan yeknik untuk mengukr keberhasilanya program atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui menfaat yang dihasilkan program atau kegiatan perlu disusun indicator manfaat yang mencerminkan berfungsiny keluaran program kegiatan tersebut.

Indicator dampak (impacts)
Indicator ini menggambarkan pencapaian tujuan dalam jangka panjang seperi yang dirumuskan dalam tujuan (goals), baik dampak positif maupun negative. Indicator ini dapat diketahui, jika pengukuran dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.

Keberhasilan suatu kegiatan dakwah bias dimungkin oleh berbagai sebab dan hal, sebagai berikut :

kemungkinan pertama karena pesan dakwah yang disampikan oleh dai memang relevandengan situasi dan kebutuhan masyarakat, yang merupakan satu keniscayaan yabg tidak mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.

kemungkinan kedua karena factor pesona dai, yakni dai tersebut memiliki daya tarik personal yang menyebabkan masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya meski kualitas dakwah yang disampaikan sederhana


kemungkinana ketiga karena kondisi psikologi masyarakat mudah disentuh dan dalam kondisi yang haus akan disirami rohani,. Dan mereka terlanjur memiliki persepsi positif terhadap dai, sehingga pesan dakwah yang sebenarnya kurang jelas ditafsirkan sendiri oleh masyarakat dengan penafsiran yang jelas.
kemungkinana keempat yaitu karena dakwah disampaikan dikemas dengan menarik sehingga masyarakat yang semula acuh tak acuh terhadap agama, setelah melihat paket dakwah yang diberi kemasan lain misalnya lewat kesenian stimulasi. Maka dakwah yang dilaksanakan pun berhasil dan dapat diterima olrh masyarakat secara positif.

Tidaklah benar kalau keberhasilan dakwah hanya diukur dari banyaknya jama’ah yang hadir pada suatu upacara keagamaan, karena banyaknya jama’ah yang hadir hanyalah salah satu dari indicator saja. Keberhasilan dakwah dapat diukur dari munculnya kesadaran keberagamaan pada masyarakat akibat adanya dakwah, baik kesadaran yang berupa tingkah laku, sikap ataupun keyakinan.

Prosedur Evaluasi Kegiatan Dakwah

A. Pengertian Evaluasi Dakwah

Evaluasi adalah sesuatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah di rencanakan sebelumnya. Dan word health organization merumuskan evaluasi sebagai suatau proses dari pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektifitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program.

Sedangkan evaluasi dakwah adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program. Ada juga yang mengemukakan bahwa evaluasi dakwah adalah meningkatkan pengertian manajerial dakwah dalan sebuah program formal yang medorong para menejer atau pemimpin dakwah untuk mengamati perilaku anggotanya, lewat pengamatan yang lebih mendalam yang tidak dapat dihasilkan melalui saling pengertian diantara kedua belah pihak.

B. Prosedur Evaluasi Kegiatan Dakwah

1. Menetapkan standar atau tolak ukur

langkah pertama dalam proses evaluasi dakwah adalah menetapkan standar atau alat pengukur, dengan alat pengukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas dakwah yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik, atau dapat berjalan tetapi kurang berhasil,atau sama sekali mengalami kegagalan total, dan sebagainya.

2. Rencana evaluasi

setalah menentukan standar atau alat ukur langkah selanjutnya yang harus diambil dalam proses evaluasi adalah menentukan rencana evaluasi yang akan dijal;ankan tersebut. Dalam melakukan evaluasi biasanya dikaitkan dengan model-model evaluasi yang akan di gunakan. Dan didalam makalah ini kami mengambil tiga model evaluasi menurut arikunto yang meliputi :

a. Evaluasi input

Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsure yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Setidaknya ada tiga variabel utama yang terkait dengan evaluasi input ini yaitu :

  1. Ø Peserta program meliputi mad’u
  2. Ø Tim or staff, meliputi da’I dan amanjerial
  3. Ø Program, meliputi : lama(waktu) pelaksanaan program dan sumber-sunber rujukan yang tersedia.

Terkait dengan input ini ada 4 kriteria yang dapat dikaji :

  • Tujuan program/ tujuan dakwah
  • Penilaian terhadap kebutuhan komunitas
  • Standar dari suatu praktek yang terbaik
  • Biaya untuk pelaksanaan program

b. Evaluasi proses

evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang telah dilakukan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan, evaluasi ini memfokuskan pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung antara mad’u dengan da’i. tipe ini diawali dengan analisis terhadap system pemberian bantuan atau kegiatan program. Yang menjad kata kunci dalam evaluasi proses ini adalah apa yang dilakukan dan seberapa baik itu dilakukan ?

c. Evaluasi Akhir

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujun tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai. Dengan demikian evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerimaan ( masyarakat peserta program/ mad’u).

3. Mengumpulkan Data

dan setelah menentukan evaluasi apa yang akan kita gunakan, tahapan selanjutnya ialah mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :

  • wawancara
  • angket
  • studi dokumentasi
  • pengamatan

4. Menganalisis Data

Tahapan selanjutnya adalah menganalisis data yang dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu :

a. Pendekatan kualitatif

Kualitas : dijelaskan dengan kata-kata atau angka

Metode : observasi

Instrumen : manusia atau peneliti

Subyek : kelompok

Obyek : ruang lingkup dimensi

b. Pendekatan kuantitatif

Kualitas : banyak atau jumlah dijelaskan dengan angka

Metode : survey

Instrumen : questioner,angket

Subyek : kelompok

Obyek : ruang lingkup dimensi

5. Menyajikan hasil analisis

Setelah semua ini rapi barulah kita menyajikan hasil analisis, cara menyajikan analisis ada dua melalui laporan, yaitu :

1. laporan secara lisan

2. laporan secara tertulis


0

Minggu, 11 Januari 2009

Manajemen Majlis Taklim

Penggerakan Manajemen Majlis Ta'lim

A. Pengertian Penggerakan
Penggerakan mempunyai arti dan perana yang sangat penting. Sebsb diantara fungsi manajemen lainnya, maka penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemenyang lain baru efektif.
Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.
Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
Menurut Arifin Abdul Rahman, bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja. Pada dasarnya menggerakan orang lain bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menggerakanya dituntut bahwa manajemen hendaklah mampu atau seni untuk menggerakan orang lain. Kemempuan atau seni menggerakan orang lain itu disebut kepemimpinan atau leadership.
Dari beberapa definis diatas maka dapatlah dirumuskan bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabakan suatu organisasi dapat berjalan.
Adapun berupa istilah yang sering digunkan untuk maksud penggerakan misalnya :
1. leading, atau menghantar
2. directing, memberi petunjuk atau arahan
3. motivating, memberi motivasi/dorongan/alasan orang lain suka mengikutinya
4. comanding, memberi perintah kepada bawahan


berdasarkan beberapa pengertian penggerakan, maka penggerakan terdiri dari beberapa langkah-langkah yang mempunyai peranan penting dalam proses penggerakan, diantaranya sebagai berikut :
1. motivasi
2. pembimbingan
3. penjalinan hubungan
4. penyelenggaraan kopemberianmunikasi
5. pengembangan atau peningkatan pelaksana

Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
1. Kepemimpinan (leadership)
2. Sikap dan Moril (attitude and morale)
3. Tatahubungan (Communicatio)
4. Perangsang (Incentive)
5. Supervisi (supervision)
6. Disiplin (Discipline).

1) Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :

1) Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
2) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
3) Memiliki kelancaran dalam berbicara
4) Matang dalam berpikir dan emosi
5) Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6) Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.




2) Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
a) Sikap feudal (feudal attitude). Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
b) Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude). Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.

3) Tata Hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
a) intern yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
b) Komunikasi Ekstern yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
c) Horizontal yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
d) Komunikasi Vertikal yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.



4) Perangsang (Incentive)
insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.

5) Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.

6) Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua : (1) Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya). (2). Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah)
pada dasarnya sistem penggerakan dimulai pada diri manajer sendiri, seorang manajer harus berusaha secara pribadi untuk mengembangkan kerja sama secara harmonis dan terarah dengan pihak lain, tanpa kesedian dan kemempuan kerja sama itu sulit baginya untuk menggerakan orang lain.

Apa yang diusahakan oleh manajer adalah :
a) Agar para anggita atau bawahan melakukan pekerjaannya yang disukainya dan diinginkannya untuk dikerjakan.
b) Memberi kepercayaan kepada mereka dan meyakinkn mereka bahwa setiap anggota dapat menyelesaikan pekerjaannya sebaik-baiknya.
c) Memelihara lingkungan kerja yang memuaskan semua pihak.
d) Menginsyafkan diri sendiri bahwa kesedian serta kemempuan setiap anggota untuk melaksanakan kerja secara bergairah akan membantu suksesnya organisasi.
B. Penggerakan Majlis Ta'lim Darus sa'adah

Dilembaga majlis ta'lim darus sa'adah, para pengurus dalam menggerakan kegiatan-kegiatan selain lewat kesadaran sendiri akan amanah yang diputuskan dalam rapat umum anggita (RUA) juga dipengaruhi oleh peran sang pemimpin yang menjadi ketua di majlis ta'lim ini.

Berikut proses penggerakan yang dilakukan oleh ketua majlis ta'lim darus sa'adah :

a. Pemberian motivasi agar para pengurus bersunguh-sungguh dalam mengemban tugasnya. Adapunbentuk motivasi dalam hal ini berupa bimbingan. Kegiatan ini dilakukan langsung oleh Drs, H. Ahmad Zarkasih Yusuf pada setiap rapat bulanan yang diadakan majlis ta'lim darus sa'adah.

b. Mengadakan jalinan hubungan diantara para pengurus. Selain melakukan silaturahmi, bisa juga melalui pengajian yang mingguan dari kegiatan wisata rohani.

c. Mengadakan pengalangan komunikasi diantara para pengurus majlis ta'lim darus sa'adah dengan cara mengadakan rapat koordinasi dan rapat lain. Kegiatan rapat koordinasi dimajlis ta'lim darus sa'adah itu sendiri diadakan setiap satu minggu sekali, yaitu hari senin, kemudian rapat bulanan pada minggu pertama setiap bulannya, rapat evaluasi setiap enam bulan sekali dan rapat tahunan.

Dilihat dari kepemimpinan yang dimiliki oleh Drs. H. Ahmad Zarkasih Yusuf sebagai pemimpin majlis ta'lim adalah kepemimpinan yang bersifat kharismatik.



PENGORGANISASIAN MAJELIS TAKLIM


1. Pengertian Pengorganisasian Majelis Taklim


Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tnggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kasatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Pengorganisasian atau al- thanzhim dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis.
Pada proses pengorganisasian ini akan mengasilkan sebuah struktur organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang. Islam sendiri sangat perhatian dalam memandangan tanggung jawab san wewnang sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yang mengajak para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan empati yang sangat persuasive dan musyawarah. Ada dua poin yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian, yaitu :

1) Organizational design [ desain organisasi]
2) Organizational Structure [ struktur organisasi]
Struktur oranisas [organizational structure] adalah kerangka kerjaformal organisasi yang dengan karangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bagi, dikelompokan, dan dikoordinasikan. [The way in which an organization’s activities are divided organized, andcoordinated].
Ketika para manajer menyusun atau mengubah struktur sebuah organisasi, maka mereka terlibat dalam suatu kegiatan dalam desaint organisasi, yaitu suatu proses yang malibatkan keputusan-keputusan mengenai spesialisasi kerja, departemantalisasi, rantai komado, rentang kendali, sentaral dan desentralisasi, serta formalisasi. Jadi, pengorganisasian itu pada hakekatnya adalah senagai tindakan pengelompokan, seperti subjek, objek dan lain-lain.
Kata “Majelis Talim” merupankan berasal dari bahasa Arab yakni yang artinya “Tenpat Duduk”. Majelis taklim juda dapat diartikan sebagai tempat unuk melaksanakan pengaaran dan siar dakwah isalam, dapat juga sebagai tempa berkumpuln orang untuk melakujkan berbagai aktivitas dan kegiatan.
Pengertian Majlis taklim menurut Majelis taklim se-DKI Jakarta adalah “ Suatu lembaga pendidikan non formal islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselengarakan secara berkala dan tertur yang dikuti oeh jamaah yang relati banyak bertujuan untuk membina dan membangun hubungan yang santun antar manusia dengan ALLAH, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya dalam menbina masyarakatyang bertaqwa.
Adapun mambagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut kepada para anggota organisasi sehingga pekerjaan terbagi habis kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian kewenang agar masing-masing melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Untuk mengatur urutan jalannya arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit. Kegiatan ini disebut dengan pengorganisasian (organizing) sebagai fungsi kedua dari manajemen.
Untuk keberhasilan suatu garakan yang melembaga sebagai organisasi, apalagi untuk melaksanakanperintah agama islam, bekerja dengan tertib merupakan hal yang mutlak. Bekerja ngawur (tidak mengarah atau acak-acakan) dan menyimpang dari peraturan merupakan faktorutama yang menyebabkan kegagalan perjuangan.Oleh karna itu, bekerja dengan tertib dan tekun, jelas motivasi dan sasaran yang akan dicapai, adalah unsure-unsur yang dijamin akan menunjang keberhasilan apabila dilakukan melalui organisasi yang baik.


2. Urgensi dan Langkah-langkah Pengorganisasian Majelis Taklim

Urgensi adalah penyatuan, pengelompokan, dan pengaturan pengurus majelis taklim untuk digerakan dalam salah satu kerja sebagaimana yang telah direncanakan. Pengorganisasian majalis taklim sangat penting karna :

 Pengorganisasian merupakan syarat utama dalam manajemen
 Tanpa pengorganisasian majelis taklim tidak akan berkembang
 Pengorganisasian merupakan proses dari organisator
 Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi

Langkah-langkah dalam Pengorganisasian Majelis Taklim

1) Membagi dan mengelompokan aktifitas kegiatan Majelis Taklim
2) Merumuskan dan menentukan tugas serta tanggung jawab kepengurusan Majelis
Taklim
3) Memberi wewenang dan tanggung jawab penuh
4) Membantu efektifitas organisasi
5) Menciptakan jalinan kerja
0

SIM-D

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin menuntut untuk maju, membuat seseorang untuk melakukan sesuatu tiindakian ataui pengamblan keputusan yang sesuai dengan keilmuan yang ada. Dalam organisasi, seseorang atau pamimpin tidak terlepas dari suatu masalah atau konflik, karenanya dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada, perlu adanya dukungan informasi dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan melihat kondisi masalah yang hendak diselesaikan

Keputusan adalah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan /manajer menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam situasi tertentu. Keputusan ini dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata yang dirumuskan dalam suatu peraturan, perintah, intruksi, kebijakan dan dalam bentuk apa saja yang dikehendaki pimpinan. Keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh manajer paling tinggi (top manage) yaitu keputusan starategis mutlak, tetapi juga para anggota lainnya seperti middle manage dan lower manage (keputusan taktis dan operasional).

Dalam pengambilan keputusan starategis, manajer/da’I yang paling tinggi (top manage) membutuhkan informasi ekstern lebih besar dari informasi intern dan ini termasuk pengambilan keputusan jangka panjang.

DUKUNGAN TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN DAKWAH TERHADAP KEPUTUSAN STRATEGIS

Keputusan strategis adalah keputusan yang ditandai oleh ketidakpastian cukup besar dan berorientasi pada masa yang akan dating, jadi keputusan strategi sebenarnya juga merupakan suatu rencana.

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajeman dibutuhkan informasi yang berguna dengan tipe informasi yang berbeda untuk setiap tingkatan manajemen. Manajemen tingkat bawah, tipe informasinya lebih inci dan detail karena informasi tersebut digunakan untuk pengendalian operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, tipe informasinya semakin tersaring atau lebih ringkas.

Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam kondisi kepastian (certainly) para manajer/da’I mengetahui apa yang akan terjadi diwaktu yang akan dating karena tersedianya informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagi dasar keputusan.[1]

Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan melalui langkah-langkah sebagi berikut:[2]

1. Intelligence (penelusuran)
2. Design (desain)
3. Choice (pemilihan)

Ada tiga tahapan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan system informasi manajemen, yaitu:[3]



1. Intelligence (pemahaman)


Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan dua cara tersebut, system informas harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian, baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.


2. Design (desain)


SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternative, model harus membantu menganalisi alternative.


3. Choice (pemilihan)


SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam bentuk yang mendorong pengambilan keputusan apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.



[1] Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen hal 59

[2] Soegito Sudrajat: Sistem Informasi Manajemen : Hal 6.10

[3] Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen hal 59


A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Dakwah

System Informasi Manajemen Dakwah menurut Robert G. Mudrick dan Joel E. Ross dalam bukunya adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam, disimpan dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoprasian, dan pengawasan.

Menurut Drs. Soetodjo Moeljodiharjo dalam bukunya “management information system” mendefinisikan SIM adalah suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajmen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi didalam organisasi dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasan.

Drs. Komaruddin dalam bukunmya “ensiklopedi manajemen” mendefinisikan SIM adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.

Sistem informasi manajemen dakwah adalah suatu proses pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas serta dapat memberikan kemudahan dalam proses manajemen dakwah.

B. Evolusi Konsep dan Komputerisasi Sistem Informasi Manajemen

a. Evolusi Perkembangan Konsep SIM
Gagasan sebuah system informasi untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan telah ada sebelum dipakainya computer, yang memperluas kemampuan keorganisasian untuk menerapkan system semacam itu.

Ada empat bidang pokok konsep dan pengembangan system yang sangat penting dalam melacak asal mula konsep SIM :
1. Perukunan Manajerial
2. Ilmu Pengetahuan
3. Teori Manajemen
4. Pengolahan Komputer

System pelaporan untuk organisasi yang dikembangkan oleh perukunan manajerial pada umumnya mencerminkan gagasan perukunan tanggung jawab (Responsibility Accounting) dan perukunan mampulaba (Profitibility Accounting). Dalam ancang-ancang ini setiap manajer menerima laporan dalam lingkup tanggung jawabnya. Laporan-laporan dari tingkat bawah digabung untuk memberi ikhtisar laporan tingkat manajemen berikutnya, dan seterusnya.

Ilmu pengetahuan manajemen adalah sebuah perkembangan penting dalam system informasi manajemen yang berdasarkan computer karena ilmu pengetahuan manajemen telah mengembangkan prosedur-prosedur untuk analisis dan pemecahan berdasarkan computer dalam banyak jenis persoalan keputusan.

Dalam memahami evolusi konsep SIM, perkembangan terakhir dalam teori manajemen cukup pesat. Bila dalam ilmu pengetahuan manajemen perkembangannya menekan optimisasi sebagai tujuan, maka teori manajemen menekankan pemuasan (yaitu mencapai pemecahan yang memuaskan) dan mempertimbangkan keterbatasan manusia dalam mencari pemecahan.

b. Komputerisasi Sistem Informasi Manajemen
Istilah komputer atau dalam bahasa inggris “computer” bersumber dari kata “computere” yang secara harfiyah berarti menghitung atau memperhitungkan.


Berdasarkan sejarah computer, manusia pertama yang menciptakan computer adalah Charles Babbage, seorang ahli metematika berkebangsaan inggris, ketika pada tahun 1833 menampilkan mesin computer yang dinamakan “General Purpose Digital Computer”.

Sejak Charles Babbage meninggal pada tahun 1871 tidak terdapat kemajuan yang berarti dalam hal computer ini. Baru pada tahun 1937 Prof. Howard Aiken dari University Harvard mencoba membangun mesin “Automatic Calculating” dan selesai tahun 1944 dengan diberi nama Mark 1.

Generasi pertama pada tahun 1945 sampai 1959 tampilannya mesin computer yang diberi nama ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Calculator) yang merupakan “General Purpose Computer” atau computer untuk segala tujuan, yang keseluruhan dijalankan secara elektronik.

Generasi ke Dua pada tahun 1959 sampai 1965. kemajuan yang dapat dicatat dalam perkembangan computer generasi ke dua ini adalah diciptakannya oleh control data corporation (CDC) yaitu sebuah mesin computer dengan model 6600 super computer yang dapat menyelesaikan tiga juta operasi per tiga detik. Berikutnya model 7600 dengan bentuk yang lebih besar yang bias melaksanakan dua puluh lima juta per detik.

Generasi ketiga dari tahun 1965 sampai sekarang ini penggunaan elektronik yang baru ini menyebabkan timbul keuntungan baru bagi para pemakai dalam hal kapasitasnya, fasilitas programnya semakin lengkap, kemampuannya dalam programming dan processing secara ganda dalam waktu yang sama. Dalam hal jumlah tenaga manusia lebih sedikit, tidak terbatasnya instruksi-instruksi dan kecepatannya luar biasa.



C. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen

Jika seseorang ingin melihat system informasi suatu organisasi, maka akan ditunjukan komponen fisiknya. Suatu pertanyaan mengenai apa saja yang dikerjakan komponen fisik bias dijawab dengan fungsi pengolahan atau bias juga dengan keluaran system.

Berikut ini komponen fisik system informasi manajemen, yaitu :

1. Hardware/Perangkat Keras
Perangkat keras bagi suatu system informasi terdiri atas computer (pusat pengolahan, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan penyimpanan data, dan terminal masukan/keluaran.

2. Software/Perangkat lunak
Computer hanya merespon kepada bahasa mesin. Ada tiga jenis dasar software system, yaitu :
a. System perangkat lunak umum, seperti system pengoperasian dan system manajemen data yang memungkinkan pengoprasian system computer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.

Fungsi system operasi ada enam fungsi dasar yang dapat dijadikan oleh system operasi.
a. Menjadwal pekerjaan
b. Mengelola sumber hardware dan software system
c. Memberikan keamanan
d. Memungkinkan beberapa pemakai untuk menggunakan computer secara bersama-sama
e. Melakukan input
f. Memelihara record penggunaan

3. Data base
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti disket, hard disk, magnetic tipe, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas mikro film, dan sebagainya. Data base adalah kumpulan data computer terpadu yang tersusun dan disimpan dalam suatu cara sehingga ia mudah dipanggil.

Pada sebuah system pengolahan informasi, data base terdiri dari semua data yang dapat dijangkau oleh system. Pada system informasi manajemen berdasarkan computer, istilah data base biasanya dipakai khusus untuk data yang dapat dijangkau secara langsung oleh computer. Manajemen sebuah data base adalah sebuah system perangkat lunak computer yang disebut sebagai sebuah system manajemen data base.

Aktivitas manajemen data mencakup :
a. Pengumpulan data d. Pengamanan
b. Verifikasi e. Pengorganisasian
c. Penyimpanan f. Pemanggilan

4. Prosedur
Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Strategi atau metode perencanaan strategis, perumusan sasaran dan rencana strategis.
Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu :
a. Instruksi untuk pemakai
b. Instruksi untuk penyimpanan masuk
c. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat computer

5. Personil
Manusia sebagai pengolah informasi, kemampuan manusia sebagai pengolah menentukan keterbatasan dalam system informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan mereka. Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indra penerima (mata, telinga, hidung, dsb) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolahan (otak dengan penyimpanan). Hasil olahan adalah respon atau tanggapan keluaran (secara fisik, ucapan, tulisan, dsb)

D. Konsep Informasi dan Konsep Sistem

a. Konsep Informasi
Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya secara umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikas, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi ini sangat pentingdidalam suatu organisasi. Suatu system yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dan akhirnya mati.

System informasi manajmen berhubungan dengan informasi, tetapi apakah informasi itu ? informasi adalah data-data yang telah diklasifikasi atau diolah atau di interpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.



Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau menguraikan ketidakpastian pemakaian informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang dimasukan kedalam dan pengolahan suatu model keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengmbilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam.

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi didalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø Informasi yang Tepat Waktu
Sebuah informasi yang tiba pada sat manajer sebelum keputusan diambil.
Ø Informasi yang Relevan
Sebuah informasi yang disampaikan oleh manajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan keputusan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.
Ø Informasi yang Bernilai
Yang dimaksud bernilai adalah yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan
Ø Informasi yang Dapat Dipercaya
Suatu informasi yang harus dapat dipercaya (realible)dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi manajemen digiatkan atau lebih lebih perusahaan yang dalam kegiatan untung-rugi.

Setiap tahapan manajemen memerlukan informasi yang berbeda yang pada gilirannyadapat berbeda pula dalam teknik atau cara penyampainya.
1. informasi untuk perencanaan (planning)
2. informasi untuk penggerak (Actuating)
3. informasi untuk pengawasan (controlling)

b. Konsep system
Ketika kata system digunakan dalam hubungannya dengan operasi lembaga keagamaan/dakwah, maka akan mengacu pada kelompok elemen yang dipadukan untuk tujuan bersama dalam mencapai beberapa tujuan system dapat tercapai.

Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya “Management Development” yang mengatakan bahwa system terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk mencapai beberapa tujuan.

Dengan kata lain suatu system bukanlah merupakan suatu perangkat unsur-unsur yang dirakait secara sembarangan, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang dapat di indentifikasikan sebagai kebersamaan yang menyatu disebabkan tujuan atau sasaran yang sama.

MODEL UMUM SISTEM
Model umum system adalah input, processor, dan output. Ini sudah tentu merupakan sebuah system yang sangat sederhana, sebab sebuah system dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran.
Model Sederhana Sistem
OUTPUT
INPUT
SISTEM


Dari definisi tentang pengertian system ada pertanyaan :
“Untuk apa system diciptakan ?” setiap system diciptakan atau dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

JENIS-JENIS SISTEM
Dalam teori sistem yang dapat dijumpai bukan satu atau pun dua melainkan lbeh dari puluhan jenis system yang diketengahkan oleh ilmuan, namun yang erat kaitannya dengan system informasi nampaknya adalah yang ditampilkan oleh Gordon. B. Davis.

Penjenisan system menurut Davis adalah sebagai berikut :
1. System Abstrak dan System Fisik
2. System Deterministic dan Sistem Probabilistik
3. Sisten Tertutup dan Sistem Terbuka.
E. Urgensi Sim Bagi Decision Maker (Da’i/Manager)

Sebelum membahas langkah-langkah pokok dalam pengambilan keputusan, alangkah baiknya kita mengulag pengertian keputusan itu sendiri, yang mana keputusan adalah suatu tindakan pemilihan dimana pimpinan menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam situasi yang tertentu. Keputusan ini dinyatakan dalam suatu bentuk kata-kata yang dirumuskan dalam suatu peraturan, perintah, instruksi, kebijakan dan dalam bentuk apa saja yang dikehendaki pimpinan (Da’I atau Manager).

a. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Menurut W.H. Newman dalm pengambilan keputusan ini menyangkut 4 langkah pokok, yaitu :
- Menentukan diagnosadari masalah yang sebenarnya
- Rencanakan alternatif-alternatif yang ada
- Memproyeksikan frekuensi dari pada berbagai alternative setelah masalahnya diadakan diagnosadan ditentukan adanya beberapa alternative pemecahan yang telah diketahui.
- Membuat pilihan

b. Macam-Macam Keputusan dan Basis Pengambilan Keputusan
v Macam-macam Keputusan
o Keputusan auto generated (keputusan ini diambil sangat cepat dan kurang memperhatikan atu mempertimbangkan data, informasi, fakta dan lapngan keputusan)
o Keputusan induced (keputusan yang diambil berdasarkan manajemen ilmiah, sehingga keputusan ini logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil, Cuma proses keputusanya lebih lambat)



v Basis Pengambilan Keputusan
Basis pengmbilan keputusan bagi seorng da’I/Manager biasanya didasarkan atas :
1. Keyakinan
2. Intuisi (suara hati)
3. Fakta-fakta yang telah ada
4. Pengalaman
5. Kekuasaan yang ia miliki

c. Ciri-ciri keputusan
Ciri-ciri keputusan dapt diukur dalam :
1. Proses keputusan
2. Konsep ikatan
3. penilaian (evaluation)
4. Perilaku dengan maksu/tujuan tertentu

d. Tipe-tipe keputusan
Dalam bukunnya Drs. Soewarno Handayaningrat mambagi tipe keputusan menjad tiga bagian, yaitu :
1. Keputusan kelompok atau organisasi ialah dimana seorang mempeunyai peranan sebagai anggota dari kelompok itu sendiri, keputusan ini adalah keputusan resmi dari kelompok atau organisasi dan pemimpin yang bertindak sebagai pejabat pelaksana.
2. Keputusan pribadi ialah keputusan yang dipertanggung jawabkan kepada setiap individu, sekalipun sebagai anggota dari organisasi.
3. Keputusan dasar ialah keputusan organisasi yangsangt penting, dan ini dianggap sebagai bentuk khusus dari pada keputusan pokok.



F. Da’i Sebagai Pengolah Informasi dalam Keberhasilan Berdakwah dan Hubungan Organisasi/Perusahaan Terhadap SIM-D

Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan. Oleh sebab itu, perlu dipahami bahwa pemakaian informasi jauh lebih penting karena informasilah yang akan dipakai untuk menunjang keputusan manajemen.

Kendati pun informasi dapat diperoleh dengan mudah, namun sesungguhnya masih banyak manager yang kekurangan informasi kalau yang dimaksud adalah informasi yang berkualitas baik. Informasi yang memiliki kualitas tinggi akan menentukan efektifitas keputusan-keputusan manajer. Burch dan Grundnitski menyebutkan adanya tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi, yaitu : akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang baik yang lebih lengkap diuraikan pula oleh parker. Berikut syarat-syarat yang dimaksud :
1. Ketersediaan (availability)
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri. Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hemdak memanfaatkannya.
2. Mudah dipahami (comprehensibility)
Informasi harus dapat sipahami oleh pembuat keputusan, baik itu informasi yang menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan yang bersifat strategis. Informasi yang berbelit-belit hanya akan membuat kurang efektifnya keputusan manajemen.
3. Relevan
Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.



4. Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevan, informasi juga harus bermanfaat bagi organisasi.
5. Tepat waktu
Syarat ini terutama sangat penting pada saat organisasi membutuhkan informasi ketika hendak membuat keputusan yang krusial.
6. Keandalan
Informasi harus diproleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan kebenarannya.
7. Akurat
Syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Ini juga berarti bahwa informasi harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data pendukungnya.
8. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalm penyajiannya karena konsisten merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.

Tampak bahwa ada berbagai macam syart yng dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen. Pengolahan data atau penyadian informasi harus memperhitungkan segi-segi waktu penyajian, isi, format maupun segi-segi lain dari informasi tersebut. Ini dapt dipahami karena didalam organisasi-organisasi modern, kualitas informasi yang dipergunakan dalam manajemen itulah yang akan menentukan efisien dan efektifitas organisasi.
0

Abu Bakar Shiddiq

A. Biografi 
Namanya Abdullah Ibnu Abi Qufahah at Tamimi. Di masa jahiliyah bernama Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Nabi menjadi Abdullah kuniyahnya Abu Bakar.
Panggilan Abu Bakar Sidik ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya
bapak, “Bakar” artinya dengan segera (beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain). Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Beliau lahir pada tahun 568 M sebelum hijrah, ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair.
Abu Bakar berasal dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. Nasabnya bertemu dengan Nabi pada Adnan. Abu Bakar itu tidak terbatas hanya pada kabilahnya saja seperti yang sudah kami sebutkan sebutkan, tetapi mereka memulai juga dengan menyebut namanya dan nama kedua orang tuanya. Lalu melangkah ke masa anak-anak, masa muda dan masa remaja, sampai apa yang dikerjakannya. Disebutkan bahwa namanya Abdullah Abi Quhafah, dan Abu Quhafah ini pun nama sebenarnya Usman bin Amir, dan ibunya, Ummul Khair, sebenarnya Salma bint Sakhr bin Amir.
Sekalipun keluarga Abu Bakar berdiam pada bagian bawah kota Mekkah yang bernama Masfalah, (bekas rumah kediamannya itu sekarang ini dijadikan sebuah mesjid kecil dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima ke Tanah Suci), dan keluarga Muhammad berdiam pada bagian atas kota Mekkah yang dewasa ini dipanggilkan dengan Syiab-Ali , (bekas rumah kelahiran Nabi Muahmmad itu sekarang ini dijadikan Gedung Perpustakaan dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima Ke Tanah Suci), akan tetapi antara kedua anak muda itu semenjak kecilnya terikat persahabatan yang akrab.
Dan ada juga yang mengatakan Abu Bakar tadinya bernama Atiq, karena dari pihak ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. Lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah. Sesudah Abu Bakar hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq , seolah ia telah dibebaskan dari maut.
Tetapi sumber-sumber itu lebih jauh menyebutkan bahwa Atiq itu bukan namanya, melainkan suatu julukan karena warna kulitnya yang putih. Sumber yang lain lagi malah menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai; mengapa Abu Bakar diberi nama Atiq ia menjawab: Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya: Ini yang dibebaskan Allah dari neraka; atau karena suatu hari Abu Bakar datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah berkata: Barang siapa yang ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini.
Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Mekah. Lepas masa anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat sukses. Dalam usia muda itu ia menikah dengan Qutailah bint Abdul Uzza. Dari perkawinan ini lahir Abdullah dan Asma’.Asma’ inilah yang kemudian dijuluki Zaitun Nitaqain. Sesudah dengan Qutailah ia menikah lagi dengan Umm Rauman bint Amir bin Uwaimar. Dari perkawinan ini lahir pula Abdurrahman dan Aisyah. Kemudian di Madinah ia menikah dengan Habibah bint Kharijah. Setelah itu dengan Asma bint Umais yang melahirkan Muhammad. Sementara usaha dagangannya berkembang pesat dan dengan sendirinya ia memperoleh laba yang cukup besar.
Keberhasilannya dalam perdagangan itu mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan wataknya. Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas, begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah Ummulmukminin.
Tentang pribadinya, Abu Bakar, terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, jujur, cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani, tetapi beliau terkenal pula sebagai orang yang rendah hati pemaaf dan dermawan.
Pada masa jahiliyyah, Abu Bakar adalah seorang saudagar kaya. Ia sering melakukan perjalanan perdagangan untuk menjaja barang dagangannya. Dalam pekerjaannya sebagai saudagar, ia selalu jujur sehingga banyak keuntungan yang diperolehnya karena percaya dengan timbangan yang dilakukannya. Kejujuran ini terus terbawa sampai ia masuk Islam dan selalu mendampingi Nabi Muhammad saat suka dan duka.
Terdapat satu riwayat mengatakan bahwa dia mempunyai kekayaan sebesar empat puluh dirham sebelum dia masuk Islam, tetapi setelah ia menyatakan sebagai pengikut setia Nabi Muhammad SAW, dan ikut hijrah ke Madinah, harta kekayaannya tinggal lima ribu dirham. Hal ini disebabkan karena setiap dia melihat adanya penganiayaan seorang hamba sahaya, ia beli kemudian dibebaskannya.
Oleh karena semua itu, bukan saja ia laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam, tetapi juga orang yang paling banyak berkorban, paling teguh, di samping orang yang tenang dan patuh di antara para sahabat Nabi yang lain.
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :
* Bilal bin Rabah
* Abu Fakih
* Ammar
* Abu Fuhaira
* Lubainah
* An Nahdiah
* Ummu Ubays
* Zinnira
B. Aktifitas Dakwah Abu Bakar Shiddiq
Sejak hari pertama Abu Bakar sudah bersama-sama dengan Muhammad melakukan dakwah demi agama Allah. keakraban masyarakatnya dengan dia, kesenangannya bergaul dan mendengarkan pembicaraannya. besar pengaruhnya terhadap muslimin yang mula-mula itu dalam islam itu. yang mengikuti jejak Abu bakar menerima islam ialah Usman bin Affan, abdur-Rahman bin auf, talha bin ubaidillah, sa’ad bin abi waqqas dan zubair bin awam. sesudah mereka yang kemudian menyusul masuk islam atas ajakan abu bakar ialah abu ubaidah bin jarrah dan banyak lagi yang lain dari penduduk mekah.
Adakalanya orang akan merasa heran betapa Abu Bakar tidak merasa ragu menerima Islam ketika pertama kali disampaikan Muhammad kepadanya itu. Dan karena menerimanya tanpa ragu itu kemudian Rasulullah berkata :
ﻤﺎﺪﻋﻮﺖﺃﺣﺪﺍﺇﻠﻰﺍﻹﺴﻼﻢﺇﻻﻜﺎﻧﺖﻋﻨﺪﻩﻔﻴﻪﻜﺒﻮﺓﻭﻨﻈﺮﻮﺘﺮﺪﺪ ﺇﻻﻤﺎﻜﺎﻦﻤﻦﺃﺒﻰﻘﺣﺎﻔﺔﻤﺎﻋﻜﻢﺣﻴﻦﺬﻜﺮﺗﻪﻠﻪﻭﻤﺎﺗﺮﺪﺪﻔﻴﻪ
“Tak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bi abu Qufahah. Ia tidak menuggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya.”
Abu Bakar Shidiq dipilih oleh Nabi Muhammad menjadi sahabat dalam perjalanan menuju Madinah ketika hijrah. Peran yang dimainkan Abu Bakar Siddiq ini ketika di Mekah sangat besar sekali. Di bidang materi, segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk perjuangan
dan kejayaan Islam, dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar selalu mendampingi Nabi dalam saat suka dan duka.
Pengorbanan dan jasanya ketika berdakwah di Mekah besar sekali. Ia berusaha melindungi Nabi Muhammad ketika banyak orang kafir Quraisy mengejek dan menganggap Nabi Muhammad orang tak waras. Dialah yang memberikan perlindungan Nabi saat mendapat kejaran para pemuda kafir Quraisy yang berusaha mengejar Nabi waktu perjalanan ke Madinah
Ketika berada di Madinah, Abu Bakar juga selalu mendampingi Nabi Muhammad dan berusaha membantu Nabi dalam proses penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Madinah, yang terdiri dari masyarakat yang beragama Yahudi, Nashrani dan penganut kepercayaan lainnya.
Peran Abu Bakar ketika di Madinah ialah, beliau selalu ikut bersama Rasulullah berperang melawan kekuatan yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW antara lain dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khandak, dan peperangan-peperangan lainnya pada waktu itu.
Demikian setianya Abu Bakar kepada Nabi dan agama Islam, sehingga seluruh kekuatan yang dimilikinya semua dikerahkan untuk kepentingan dan kejayaan Islam. Ini tidak hanya ketika ia berada di kota Mekah, tetapi juga pada periode Madinah. jasa beliau sangat dalam upaya pengembangan ajaran Islam di kota Madinah,terlebih saat ia terpilih sebagai seorang khalifah rasyidah yang pertama, yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam.
Sesudah Rasulullah wafat, kaum Anshor menghendaki agar orang yang akan jadi Khalifah dipilih dari antara mereka. Dalam pada itu Ali ibnu Abi Thalib menginginkan agar beliaulah yang diangkat menjadi khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam, apalagi beliau adalah menantu dan karib Nabi. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum Muslimin menghendaki Abu Bakar, maka dipilihlah beliau jadi khalifah.
Orang-orangyang tadinya ragu-ragu untuk memberikan bai’ah kepada Abu Bakar, di kala golongan terbanyak dari kaum Muslimin telah membai’ahnya segera pula memberikan bai’ahnya.
sesudah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata :
„Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutlah aku, tetapi aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak dari padanya, sedang orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila mana aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku“.
C. Pemerintahan di Masa Abu Bakar
Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka.
Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar banyak menghadapi gangguan dari berbagai golongan, antara lain orang-orang murtad, golongan yang tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, ataui masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagisetelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula.
Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat.
Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka sebenarnya.Namun setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu.
Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran.
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal Al-Qur’an (Qori) karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut.
Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertamnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’an.Abu Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya.
Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. ada dua ekspansi yang dilakukan Abu Bakar, yaitu :
1. Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini (tahun 634 M), pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan, namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan timur dan utara.
2. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia.
Usaha Abu Bakar melakukan dakwah Islam itulah yang dikagumi. Barang kali ada juga orang yang berpandangan semacam dia, merasa sudah cukup puas dengan mempercayainyasecara diam-diam dan tak perlu berterang-terang di depan umum agar percagangannya selamat, berjalan lancar.
Dan barang kali Nabi Muhammad pun merasa cukup puas dengan sikap demikian itu dan sudah boleh dipuji. Tetapi Abu Bakar dengan menyatakan terang-terangan keislamannya itu, lalu mengajak orang kepada ajaran Allah dan Rasulullah dan meneruskan dakwahnya untuk meyakinkan kaum Muslimin yang mula-mula untuk mempercayai Muhammad dan mengikuti ajaran agamnya, inilah yang belum pernah dilakukan orang;kecuali mereka yang sudah begitu tinggi jiwanya, yang sudah sampai pada tingkat membela kebenaran.
Orang demikian ini sudah berada diatas kepentingan pribadinya sehari-hari. Kita lihat, dalam membela agama, dalam berdakwahuntuk agama, segala kebesaran dan kemewahan hidup duniawinya dianggapnya kecil belaka.
Dalam menjalankan dakwah itu tidak hanya berbicara saja dengan kawan-kawannya dan meyakinkan mereka, dan dalam menghibur kaum duafa dan orang-orang miskin yang disiksa dan dianiaya oleh musuh-musuh dakwah, tidak hanya dengan kedamaian jiwanya dengan sifatnya yang lemah lembut, tetapi ia menyantuni mereka dengan hartanya. Digunakannya hartanya itu untuk membela golongan lemah dan orang-orang tak punya, yang telah mendapat petunjuk Allah ke jalan yang benar, tetapi lalu dianiaya oleh musuh kebenaran itu.
Tetapi abu bakar sendiri pun tidak bebas dari gangguan quraisy. sam halnya dengan Muhammad sendiri byang juga tidak lepas dari gangguan itudengan kedudukannya yang sudah demikian rupa di kalangan kaum nya serta perlindungan bani hasyim kepadanya. setiap Abu Bakar melihat Muhammad di ganggu oleh Quraisy ia selalu siap membelanya dan mempertaruhkan nyawanyauntuk melindunginya. Ibn Hisyam menceritakan,bahwa perlakuan yang paling jahat dilakukan quraisy terhadap rasulullah ialah setelah agama dan dewa-dewa mereka di cela.
khalifah abu bakar adalah panglima tertinggi dalam angkatan perang. dia yang menunjuk panglima besar dan kepala-kepala pasukan.Strategi dan taktik perang banyak yang didiktekan dari madina. sungguhpun demikian khalid, panglima besarnya, kita lihat banyakn di beri kekuasaan dan kepercayaan. munurut sewajarnya, khalifah sendiri yang memimpin angkatan jihad ke medan perang. tetapi front dan medan pertempuran telah dua tiga dan urusan kenegaraan telah begitu berjalin, maka untuk komando umum ditunjukkan sahabat-sahabat yang ahli dalam ketentaraan. adapun shalat jama’ah dan shalat jum’at di ibu kota tetap di tangan khalifah abu bakar, karena shalat dan jum’at adalah tiang agama.
Organisasi dan mekanisme pemerintahan abu bakar adalah begitu kuat dan merata. perhubungan antara pusat (madinah) dengan daerah sampai kepada instansi yang terendah di suku-suku kabilah rapat sekali. itu adalah juga sebagai hasil dari kemenangan abu bakar di peperangan Riddah.
Hal yang demikian sangat memberikan kemungkinan kepada ’’Hukum“ untuk timbul menonjol tinggi, dan kepadanya ’’ Kekuasaan“ untuk mengembangkan sayapnya. maka sebagai kelanjutannya dari itu, lahirlah masa baru dan zaman gemilang yaitu masa kemakmuran dan kebahagiaan hidup menuruti filsafat islam yang tersimpul di dalam ’’Baldatun taiyiban wa rabbun gafur“(Negara makmur dilindungi tuhan yang pengampun).
sebenarnya memang hukum dan kekuasaanlah yang dapat menjamin kemakmuran umat. hukum menciptakan keamanan.hukum mengatur sistem pengumpulan dan pembagian rezeki.hukum menentukan hak dan kewajiban, dan hukum pulalah dengan seluruh sangsi-sangsi yang menjamin berjalannya seluruh undang-undang dan peraturan.
D. Prestasi dan Pesan Abu Bakar
1. Prestasi Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya
Bukankah ini merupakan salah satu keajaiban sejarah?! Dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itudapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. (Abu Bakar muhammd haikal husain hal 341)
Adapun prestasi yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah :
1. Perbaikan sosial (masyarakat)
2. Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an
3. Perluasan dan penyebaran agama Islam
4. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
5. Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi.
2. Adapun pesan-pesan yang disampaikan oleh Abu Bakar adalah sebagai berikut :
Khulafaur Rasyidin yang pertama dan Sahabat utama Rasulullah SAW, Sayidina Abu Bakar As Siddiq pernah meninggalkan pesan, katanya:
1. Siapa yang memasuki kubur dengan tidak membawa bekalan samalah seperti orang yang belayar di lautan dengan tidak berperahu.
2. Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara yaitu:
a. Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa.
b. Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat.
c. Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amal soleh.
d. Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.
e. Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin.
3. Sesungguhnya iblis itu berdiri di hadapanmu, nafsu di sebelah kananmu, dunia di belakangmu, anggota di sekelilingmu dan Allah juga bersamamu. Iblis yang dilaknat menyuruhmu meninggalkan agama. Nafsu menyuruhmu
berbuat maksiat. Keinginan hawa nafsu menyerumu ke arah syahwat. Dunia menyeru supaya memilihnya daripada Akhirat. Anggotamu menyerumu berbuat dosa. Allah menyerumu ke Syurga dan keampunan-Nya.
Siapa yang menyahut seruan iblis terkeluarlah agamanya. Siapa yang menyahut seruan nafsu terkeluar rohnya (roh kemanusiaan). Siapa yang menyahut seruan syahwat, terkeluar akalnya. Siapa yang menyahut seruan anggota, terkeluarlah Syurganya. Siapa yang menyahut seruan Allah,
terkeluarlah kejahatannya dan memperolehi segala kebaikan.
4. Sayidina Abu Bakar berkata: Terdapat lapan perkara yang menjadi perhiasan kepada lapan perkara:
Menjaga perkara yang haram, perhiasan kepada fakir.Syukur perhiasan kepada nikmat Sabar perhiasan kepada bala.Tawaduk perhiasan kepada kemuliaan.Berlemah lembut perhiasan kepada ilmu.Merendah diri perhiasan kepada orang yang bercakap.Meninggalkan riyak perhiasan kepada kebaikan.Khusyuk perhiasan kepada sembahyang.
5. Sesungguhnya hamba itu apabila datang ujub dengan sesuatu dari perhiasan dunia nescaya Allah memurkainya hingga dia menceraikan perhiasan itu.
6. Moga-moga aku jadi pokok kayu dicantas kemudian dimakan.
7. Dia berkata kepada para Sahabat:Sesungguhnya aku telah mengendalikan urusan kamu, tetapi bukanlah aku ini orang yang paling baik di kalangan kamu maka tolonglah aku, kalau aku berlaku lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng betulkan aku.
E. Wafatnya Abu Bakar
Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 624 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari.
Dalam masa yang singkat itu Abu Bakar telah menghadapi sat-saat yang amat genting. Dapat kita katakan bahwa pada permulaan saat-saat yang amat genting itu Abu Bakar adalah berdiri sendiri, kemudian berkat iman dan keyakinannya yang kuat, maka kaum Muslimin lekas juga menyokong dan mendukung pendapat dan buah pikirannya. Dalam keadaan yang demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan waham, malah beliau dapat pula mengerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisrah (raja Persia) dan Kaisar (raja Romawi). Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi di masa permulaan Islam, maka nama Abu Bakar selalu kelihatan dengan jelas di dalamnya. Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada arwah beliau.Beliau telah mencerminkan seluruh nilai-nilai dan norma-norma keislaman yang tinggi dan murni.
Pemikiran Muhammad Natshir Tentang Dakwah Islam

Dalam pemikiran M. Natshr dakwah islam adalah ajakan berisi mar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, ajakan terseut tidak cukup dengan lisan saja, melainkan dengan perbuatan, dan kepribadian secara nyata,
M. Natshir menggagas konsep dakwah islam bukan sekadar menyampaikan ajaran islam, tetapi diciptakan dengan bi lisani al-amal. Maksudnya, bilisani al-hal, bi lisani al-amal, dan bilisani al-akhlak karimah. Dengan demikian dakwah islam dalam pandanganya adalaaha amar ma’ruf nahi munkar yang didalamnya mengandung tiga unsure utama, yaitu amal perbuatan lisan, aktualisasi ajaran islam dengan karya nyata dan kepribadian terpuj.
Dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar yang bertumpu pada rasa cinta dan persaudaraan itu mengandung beberapa konsekuensilogis dalam penerapanya. Sikapa itu antara lain :
1. ajakan dakwah kepada umat hendaknya bersih dai rasa benci dan permusuhan
2. tutur kata maupun ucapan para pelaku dakwah harus bersendikan akhlak karimah
3. menjauhi sifat suka .menuding dan saling mengafirkan, apalagi terkesan membuka aib sesama manusia.
4. menciptakan kondisiyang bersahabat dan akrab dengan para objek dakwah agar mereka merasa bertanggung jawab untuk meneruskan pesan-pesan tersebut kepeda teman-temanya yang lain sebagai kelanjutan informasi dakwah yang diterimanya.
Bagi Muhammad Natshr etika berdakwah merupakan suatu yang sangat penting untuk mendukung proses pencapaian tujuan dakwah islam. Karenanya akhlaj karima merupakan masalah penting yang tidak boleh dilupakan.
M. natshir menulis dakwah dan tujuanya pada serial media dakwah. Dalam brosur tersebut, belau memberikan ulasan tentang dakwah terutama tujuanya. Menurut M. natshir tujuan dakwah adalah:
1. memangil kita kepada syariat, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau persoalan berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa-bersuku bangsa, bernegara dan berantar Negara.
2. memanggil kita kepada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah datas dunia ini,
3. memanggil kita kepada tujuan hidup kita yang hakiki, yakni menyembah Allah.
Telah diketahui bahwa pada tahun 1956 pasca pemilihan umum pertama, perdebatan tentang pancasila atau islam sebagai dasar Negara. Maka M. Natshir dan partai-partai islam lain mengusulkan islam sebagai dasar Negara, menurutnya karena beberapa hal.
Pertama, adanya fakta sosiologis, yaitu komunitas masyarakat diindonesia ini mayoritas muslim.
Kedua. Adanya fakta normative yang telah memperlihatkan bahwa sebelum pancasila sebelum lahir, umat islam diindonesia telah menjadikan islam dan mengamalkan islam dalam kehidupan sehari-hari
Ketiga, adanya komitmen yang sangat kuat tentang islam pada diri M, Natshir. Hal ini terbukti dengan pernyataan tentang islam sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Menurut M.natshir ajaran islam mempunyai sifat-sifat sempurna bagi kehidupan Negara dan masyarakat, dan dapat menjadi pedoman hidup antar berbagai golongan dalam Negara dengan penuh toleransi.
D. Karya karya ilmiah Hamka
Semasa hidupnya Hamka suka dengan menulis dan mengarang buku. Tulisan-tulisannya sangat dikagumi dan disenangi orang lain. Sejak kecil memang Hamka hobi dengan kegiatan tersebut, sehingga tidak aneh apabila menginjak dewasa ia menghasilkan karya-karya yang bernilai.pad usia 17 tahun ia mulai menghasilkan tulisan-tulisan bermutu. Karyanya yang sudah dibukukan tercatat 118 buahdan itu belum termasuk karangan-karangan panjang dan pendek yang termuat didalam media massa dan disampaikan dalam beberapa kesempatan kuliah ceramah ilmiah. Tulisan tersebit meliputi banyak bidang kajian yaitu :P olitik,budaya,akhlak, dan ilmu-ilmu keislaman.
Perkembangan dan kemnajuan yang dilakukan Hamka dengan kegiatan menulis telah membawa pengaruh terhadap perjuangan dakwah Islamnya. Banyak karya-karya dan hasil pemikirannya yang dituangkan kedalam bentuk tulisan. Lambat laun karya tulisan Hamka ini mampu memberikan nilai-nilai dan nuansa keagamaan yang secara tidak langsung telah menyentuh rasa keberagaman setiap orang dan juga masyarakat.
Karya-karya Hamka lebih mengangkat kepada masalah-masalah tafsir Al-qur’an,tauhid dan karangan romannya, sehingga indikasi ini menunjukkan bahwa sebenarnya Hamka merupakan tokoh ulama besar tafsir Al-qur’an.
Berikut sebagai nama-nama karya diantaranya :
1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (192 8)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra’ dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah ‘Tentera’ (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka’bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Dijemput mamaknya,1939.
18. Tashawwuf Modern 1939.
19. Falsafah Hidup 1939.
20. Majallah ‘SEMANGAT ISLAM’ (Zaman Jepun 1943).
21. Keadilan Ilahy 1939.
22. Majallah ‘MENARA’ (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
23. Negara Islam (1946).
24. Islam dan Demokrasi,1946.
25. Revolusi Pikiran,1946.
26. Revolusi Agama,1946.
27. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
28. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
29. Didalam Lembah cita-cita,1946.
30. Ayahku,1950 di Jakarta.
31. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
32. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
33. Agama dan perempuan,1939.
34. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.
35. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).
36. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.
37. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk
Doktor Honoris Causa.
38. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.
39. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh
Pustaka Panjimas, Jakarta.
40. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
41. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
42. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.
43. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.
44. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.
45. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).
46. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).
47. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan
1970.
48. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.
49. Himpunan Khutbah-khutbah.
50. Urat Tunggang Pancasila.
51. Bohong di Dunia.
52. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).
53. Pandangan Hidup Muslim,1960.
54. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.
55. [Tafsir Al-Azhar][1] Juzu’ 1-30,
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antara bangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
0