Jumat, 08 Oktober 2010

INFLASI

A. Pengertian
Inflasi adalah suatu gejala dimana terjadinya peningkatan harga secara bersamaan (umum) secara terus menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
• Kenaikan harga
• Bersifat umum
• Berlangsung terus-menerus

Menurut Sukirno (2004: 333), inflasi yaitu, kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang sedikit. Inflasi menunjuk pada harga-harga lain (harga perdagangan besar, upah, harga, asset, dan sebagainya) .



B. Sejarah Inflasi

Sejarah inflasi terjadi pertama sekali seiring dengan kerajaan Byzantium yang berusaha mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak mungkin ke Negara- Negara lain agar dapat mengumpulkan uang emas sebanyak- banyaknya. Tetapi apa yang kemudian terjadi? Akhirnya orang- orang harus makan, membeli pakaian, mengerluarkan biaya untuk transportasi, serta juga menikmati sehingga mereka akan membelanjakan uang (kekayaan) yang dikumpulkan tadi sehingga malah menaikkan tingkat harga komoditasnya sendiri. Spanyol setelah era ‘Conquistadores’ juga mengalami hal yang sama, begitu juga dengan Inggris setelah perang dengan Napoleon (Napoleon War). Pada masa kini, terutama setelah era kapitalis dimulai, masalah yang sama tetap menjadi perdebatan para ekonom dan otoritas keuangan.
Apakah itu Dinar di negara- negara Arab ataupun mata uang negara- negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Swedia, dan Rusia bahkan juga Amerika, semuanya juga mengalami inflasi. Awal inflasi mata uang Dinar dimulai saat Irak dipuncak kejayaannya.

Revolusi Harga di Eropa terjadi sepanjang beberapa abad, pola kenaikan tingkat harga pertama kali tampak di Italia dan Jerman sekitar tahun 1470. kemudian, seperti penyakit menular, inflasi menyerang Eropa dimulai dari Inggris dan Perancis pada tahun 1480-an, meluas ke semenanjung Iberia lalu ke Eropa Timur pada tahun 1500-an. Kenaikan harga sangat cepat pada bahan-bahan mentah terutama makanan. Di Inggris harga kayu, ternak, dan biji-bijian meningkat 5 sampai 7 kali lipat dari tahun 1480-1650, sementara manufaktur harganya meningkat 3 kali lipat. Kenaikan 700% selama 170 tahun itu jika dihitung secara compound hanya sebesar 1,2% pertahunnya,tetapi disisi lain gaji hanya meningkat kurang dari ½-nya, sehingga masyarakat sangat mengalami goncangan akibat tekanan inflasi. Daya beli uang dan gaji pekerja menurun dengan tingkat yang dianggap sangat mencemaskan.
Apa yang menyebabkan semua hal di atas? Tidak ada satu sebab utama yang dapat disalahkan. Semuanya adalah akibat gabungan dari penurunan produksi pertanian, pajak yang berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar, high labour cost, pengangguran, kemewahan yang berlebihandan sebab-sebab lainnya, seperti perang yang berkepanjangan, embargo dan pemogokan kerja.
Adapun Negara Eropa yang dapat dianggap bertahan dengan sukses menghadapi inflasi adalah Inggris. Akan tetapi, hal itu terjadi pada masa-masa perekonomiannya dianggap terbelakang dibandingkan dengan negara-negara di Eropa yang lainnya. Paham financial rectitude walupun banyak dikagumi, tidak pernah menjadi jalan untuk mencapai kemakmuran. Setelah pertumbuhan pesat uang (pendanaan kredit) dan simpanan bank akibat pembiayaan perang dengan Napoleon dan kemudian untuk pembiayaan Perang Dunia I, Inggris terpaksa menghentikan Konvertibilitas antara sterling dengan emas serta juga obsesinya teerhadap penciptaan “superior –quality money” karena terjadi deflasi yang drastic yang diikuti gangguan social yang sangat seris. Keputusan untuk kembali ke standar emas pada tahun 1925, yang mendahului beberapa kebijakan yang mencekik perekonomian, akhirnya diakhiri pada tahun 1931.
Selain Inggris Prancis juga mengalami permasalahan antara emas –nilai mata uang- inflasi. Michel chevalier(seorang ekonom Prancis abad 19) dalam karangannya bahwa pertambahan penawaran emas akibat ditemukannya tambang- tambang emas baru di California, Australia, dan Afrika selatan akan mengakibatkan turunnya harga emas relatif dibandingkan perak yang kemudian akan membawa pada turunnya nilai riil emas (inflasi) atau naiknya tingkat harga seluruh barang kecuali emas. Diketahui bahwa ada hubungan yang besar antara kenaikan produksi emas dengan kenaikan tingkat inflasi di Perancis tahun 1870. adam smith juga mengungkapkan pendapat yang sama tentang hal ini yang memperkuat penelitian Jean Bodin pada tahun 1568 yang meneliti bahwa meningkatnya harga emas dan perak berhubungan erat dengan meningkatnya tingkat harga- harga secara umum .

Sejarah inflasi di Indonesia antara tahun 1950-2002 dalam pemaparan Akhtar Hossain antara lain dikelompokkan dalam 3 periode utama yakni:

1. Periode Soekarno, tingkat inflasi lebih dipengaruhi kepentingan politik dan pertumbuhan ekonomi seolah dikorbankan. Saat itu, pemerintahan lebih memilih mencetak uang terus menerus dan tanpa diikuti peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja. Akibatnya di tahun 1965 tingkat inflasi menjadi sangat tinggi mencapai 162,9%. Bahkan dalam satu hari inflasi pernah mencapai 2 persen. Situasi itu mengakibatkan terjadinya kerusuhan di mana-mana dan bermuara pada kejatuhan Presiden Soekarno.

2. Era Soeharto, pembangunan ekonomi menjadi tujuan utama dengan penekanan pada upaya mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Di era ini, pemicu (trigger) yang mendorong pertumbuhan mengandalkan investasi, hasilnya bentuk pertumbuhan tetap moderat.

3. Sementara itu, pada periode setelah krisis, pembangunan ekonomi dinilainya hanya ditujukan untuk mencapai stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan peningkatan daya beli masyarakat
Studi penyebab inflasi di Indonesia telah banyak dilakukan antara lain oleh Boorman (1975), Djiwandono (1980), Nasution (1983), Ahmad (1985), Ikhsan (1991). Namun pada umumnya dari studi diatas menunjukkan bahwa penyebab inflasi di Indonesia ada dua macam:, yaitu inflasi yang diimpor dan defisit dalam Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN). Penyebab inflasi lainnya menurut Sadono Sukirno adalah kenaikan harga-harga yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab

C. Dampak Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut :
a. Dampak Negatif
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

b. Dampak positif
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

E. Teori Inflasi konvensional
Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter dalam suatu komoditas. Inflasi adalah kenaikan harga secara bersamaan yang berlangsung terus-menerus. Secara umum akibat dari inflasi adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap maka itu berarti secara riel pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya secara relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

• Metode perhitungan inflasi
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index /CPI)
Index harga konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukan tingkat harga barang dan jasa yang harus di beli konsumen dalam satu periode tertentu. Dengan menggunakan rumus perhitungan di bawah ini.
Inflasi diukur dengan tingkat inflasi(rate of inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum.

2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index).
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka indeks harga perdagangan besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering disebut sebagai indeks harga produsen (producer price index/PPI)

Otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik perekonomian suatu negara menggunakan ‘Consumer Price index’ atau CPI dan ‘Producer Price Index’ atau PPI sebagai pengukur tingkat inflasi. Hanya saja kedua metode pengukuran tersebut mempunyai kelemahan- kelemahan, yang salah satunya adalah karena menggunakan kumpulan yang mewakili sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh perekonomian sehingga index harga tersebut tidak merefleksikan secara akurat seluruh perubahan harga yang terjadi.

3. Indeks harga implisit (GDP Deflator).
Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan ‘Implicit Gross Domestic Product Deflator’ atau GDP Deflator untuk melakukan pengukuran tingkat inflasi. Persamaannya sebagai berikut:

Untuk dapat mengerti apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa uang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: media pertukaran, pengukur nilai, unit perhitungan dan akuntansi, penyimpanan nilai dan instrumen terms of payment. Sedangkan motif orang menyimpan uang adalah: Transactionary motive, Precautionary motive, dan Speculative (Investment) motive.
Suatu masyarakat yang memakai sistem barter dalam pertukaran barang dan jasa pada perekonomiannya dapat dianggap tidak akan mengalami inflasi. Tetapi tanpa adanya uang akan banyak dibutuhkan sumberdaya (waktu dan usaha) untuk mencari dan melakukan pertukaran yang saling menguntungkan serta akan banyak sekali modal yang tertanam dalam persediaan (inventory). Jadi. Uang adalah sesuatu yang lazim diterima sebagai alat pertukaran dengan barang atau jasa.

Lalu apa sebenarnya inflasi itu sendiri? Menurut Paul A. Samuelson, seperti sebuah penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut:

1. Moderate Inflation : karakteristiknya adalah kenaikan harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”. Pada inflasiini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.

2. Galloping Inflation : atau double digit bahkan triple digit. Inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 20%- 200% pertahun. Pada tingkatan ini orang hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan dalam bentuk aset-aset riil, seperti emas, rumah, tanah. Perekonomian seperti ini Orang-orang cenderung berinvestasi di luar negeri daripada di dalam negeri.

3. Hyper Inflation : yakni inflasi diatas 200% pertahun. Walaupun sepertinya banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan menghadapi galloping inflation, akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis ketiga yang amat mematikan ini. Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-an.

Berdasarkan penyebabnya inflasi dibedakan menjadi :
1) Natural Inflation dan Human Error Inflation.
Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.

2) Demand pull dan Cost Push Inflation
Demand pull inflation adalah diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregat (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregat(AS) dari barang dan jasa Pada suatu perekonomian.

Berdasarkan asalnya dibedakan menjadi 2:
1. Imported inflation
Imported inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional.
adalah inflasi yang terjadi di dalam suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara lainnya.

F. Teori Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ikhtiar pencarian siatem ekonomi yang lebih baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bias dibayangkan betapa tidak adilnya, betapa pincangnya akibat system kapitalis yang berlaku sekarang ini, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Selain itu dalam pelaksanaannya, ekonomi kapitalis ini banyak menimbulkan permasalahan. Pertama, ketidakadilan dalam berbagai macam kegiatan yang tercermin dalam ketidakmerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kedua, ketidakstabilan dari system ekonomi yang ada pada saat ini menimbulkan berbagai gejolak dalam kegiatannya. Dan dalam ekonomi Islam, hal yang demikian itu insya Allah tidak akan terjadi.

Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mamiliki nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali yaitu sebelum perang Hunian. Walaupun demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu inflasi akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia. Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat kesalahan manusia ada 3 hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan pajak yang memberatkan, serta jumlah uang yang berlebihan. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah uangnya, bila dalam bentuk dinar jarang sekali terjadi kenaikan. Al-Maqrizi mengatakan supaya jumlah uang dibatasi hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk transaksi pecahan yang kecil saja.

Kesimpulan

1. Inflasi adalah suatu gejala dimana terjadinya peningkatan harga secara bersamaan (umum) secara terus menerus.
2. Menurut konvensional Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter dalam suatu komoditas. Inflasi adalah kenaikan harga secara bersamaan yang berlangsung terus-menerus. Secara umum akibat dari inflasi adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun.
3. Metode perhitungan inflasi yaitu : CPI, PPI dan GDP Deflator.
4. Inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut: Moderate Inflation, Galloping Inflation dan Hyper Inflation.
2. Berdasarkan penyebabnya inflasi dibedakan menjadi :
• Natural Inflation dan Human Error Inflation.
• Demand pull dan Cost Push Inflation
3. Berdasarkan asalnya dibedakan menjadi : Imported Inflation dan Domestik Inflation.
4. Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mamiliki nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali yaitu sebelum perang Hunian. Walaupun demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam, yaitu inflasi akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia. Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin, yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat kesalahan manusia ada 3 hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan pajak yang memberatka, serta jumlah uang yang berlebihan
0

0 komentar: